Rabu, 06 Mei 2009

Peluasan Akses Pendidikan Dasar 9 Tahun di DKI Lampaui Target

Jakarta, Pelita
Perluasan akses pendidikan dasar 9 tahun di DKI Jakarta telah melampaui target atau tuntas paripurna (tuntas wajib belajar).
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan saat menghadiri talk show bersama Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Soedibyo serta beberapa kepala daerah lainnya di Indonesia yang diselenggarakan salah satu stasiun televisi swasta di Auditorium Gedung A, Departemen Pendidikan Nasional, di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, kemarin.

Ikut hadir Gubernur Sulawesi Selatan Syahrin Yasin Limpo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faruk Ismail dan Gubernur Sulawesi Utara Nur Alam.
Menurut Fauzi, indikator suksesnya penuntasan wajib belajar 9 tahun di DKI, kata Fauzi Bowo, terlihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) 2008 tingkat SMP yang mencapai 102,69 persen. Sementara untuk tingkat nasional sendiri hanya mencapai 96,18 persen.

Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di DKI Jakarta sebenarnya sudah tuntas sejak tahun 2005 lalu, kata Fauzi Bowo.
Untuk menyukseskan program wajib belajar 9 tahun itu, kata Fauzi Bowo, selain dana biaya operasional sekolah (BOS), Pemprov DKI juga telah mengalokasikan dana biaya operasional pendidikan (BOP) untuk siswa SD dan SMP sejak tahun 2005.

Bahkan, tahun 2006 hingga tahun 2009, dana per siswa untuk BOP yang berasal dari APBD mengalami kenaikan jika dibanding dengan BOS yang berasal dari APBN. Sebagai catatan, tahun 2006 dana BOS untuk SD sebesar Rp 235.000 dan SMP Rp 324.500. Sedangkan BOP 2006 untuk SD Rp 600.000, SMP 720.000 dengan total alokasi APBD sebesar Rp 539.219.760.000 per tahun.

Untuk tahun 2007 dan 2008, BOS untuk SD Rp 254.000 dan SMP Rp 354.000. Sedangkan BOP untuk SD Rp 600.000 dan SMP sebesar Rp 720.000 dengan alokasi APBD tahun 2007 sebesar Rp 551.522.520.000. Sedangkan alokasi APBD untuk 2008 sebesar Rp 566.295.240.000 per tahun.

Sementara untuk tahun 2009, mengalami dua kali lipat dibanding BOS. Untuk BOS, SD sebesar Rp 400.000 dan SMP Rp 575.000. Sedangkan BOP untuk SD Rp 720.000 dan SMP 1.320.000 dengan alokasi APBD pertahun mencapai Rp 783.395.520.000. Dana BOP dari APBD diperuntukan hanya untuk sekolah negeri. Sedangkan untuk sekolah swasta diberikan bantuan melalui dana Sekda rata-rata Rp 80 miliar per tahun.
Untuk SD Rp 40 ribu per siswa per bulan dan untuk SMP Rp 80 ribu per siswa per bulan dengan catatan hanya untuk yang mengajukan, ujarnya.

Sementara untuk jumlah SD swasta yang tidak mau menerima BOS dan BOP sebanyak 107 sekolah atau 14,21 persen dari sekolah swasta atau 3,57 persen dari total sekolah pada tahun 2008. Sedangkan jumlah SMP Swasta yang tidak mau menerima BOS dan BOP sebanyak 69 sekolah atau 10,94 persen dari sekolah swasta atau 7,36 persen dari total sekolah pada tahun 2008.

Untuk program unggulan lainnya di bidang pendidikan yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta antara lain, meningkatkan kesejahteraan para guru melalui peningkatan pemberian uang kesra, melakukan perbaikan gedung sekolah dan melengkapi perlengkapan sekolah secara bertahap, serta memberikan penyetaraan bagi guru yang belum menempuh pendidikan S1. Dan hasil yang dicapai antara lain, peningkatan jumlah SD Percontohan dan sekolah bertaraf internasional.

Kemudian meraih juara Internatioal Junior Science Olympiade (IJSO) dengan predikat The Winner Absolute atas nama Diptarama siswa SMPN 252 dan Stefanny Senna siswi SMP IPK Penabur pada kejuaraan IJSO di Yogyakarta tahun 2005. Kemudian meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional pada tahun 2005 di Jakarta dan runner up pada tahun 2006 di Semarang, meraih penghargaan Widya Krama dari presiden atas pretasinya sebagai gubernur provinsi yang telah berhasil menaikan APK sampai melewati taraf kriteria tuntas paripurna program wajar 9 tahun dan masih banyak lagi prestasi lainnya.

Pemprov DKI Jakarta juga memiliki komitmen untuk membantu siswa yang berasal dari keluarga miskin, melalui program-program beasiswa, kartu gratis sekolah, dan lain-lain.
Kita memberikan sekolah gratis, namun tetap mempertahankan serta meningkatkan kualitas, katanya.

Sumber :Pelita umum.com
Edisi Rabu, 06 Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar