Rabu, 27 Mei 2009

Mendidik dan membesarkan anak usia Pra-sekolah

BAB I
PENDAHULUAN


Dari lingkungan hidup anak belajar

Menurut Lipsitt(1969)Dalam tulisannya yang berjudul learning capacities in the human infant,manusia yang baru lahir merupakan organisme dengan kemampuan belajar efisien.Banyak hal yang bisa dan harus dipelajari oleh seorang anak pada usia prasekolah.Tapi sayang,banyak orang tua yang tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan usia prasekolah.mereka menganggap pendidikan dimulai saat anak memasuki usia prasekolah.padahal tidak demikian adaanya.
Usia prasekolah dimulai sejak anak lahir sampai dengan mulai menginjakkan kakinya pada suatu lembaga pendidikan resmi tertentu,baik yang serupa kelompok bermain(play group) maupun taman kanak-kanak.Persiapan yang matang sebelum anak mulai memasuki masa sekolah akan sangat membantu keberhasilannya menyelesaikan sekolah.
Pendidikan dan pola asuh orang tua pada 3 tahun pertama kehidupan anak,akan sangat berpengaruhpada 20-25 tahunyang akan dating bagi kehidupan anak.pendidikan dan pola asuh pra sekolah yang baik akan mengantarkan anak menuju masa depan yang lebih baik.untuk itu orang tua harus belajar bagaimana memberikan pendidikan dan pola asuh yang tepat bagi anak usia pra sekolah.
Banyak kesalahanyang telah dilakukan namun sayang sekali sedikit sekali orang tua yang mau mengakuinya dan berniat buat mengubahnya.walaupun tampaknya kesalahan itu7 hanya sepele namun tidak jarang akan menentukkan perilaku dan masa depan anak kelak.harap diingat dari lingkungan hidupnya lah anak-anak belajar.


BAB II
MASA KEHAMILAN YANG MENAKJUBKAN

Pengantar bab II

Mempersiapkan generasi yang akan datang memulai saat seseorang hendak melangsungkan pernikahan dengaan pujaan hati.Anak yang terlahir dari pasangan yang benar –benar memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menyongsong hari depannya.demikian pula sebaliknya.oleh karena itu persiapkanlah mental untukmenjadi orangtua sebelumnya kehadiran sang buah hati.Pada bab ini akan di perlihatkan hal-hal apa saja yang seharusnya hindari pada saat kehamilan.Dengan membaca dan memahaminya pasti dapat mengubah segala perilaku buruk dan meningkatkan segala perilaku yang sudah baikselama masa kehamilan yang saat mengagumkan.

Kedewasaan suami-istri

Dewasa tidak bisa di samakan dengan tua,karena menjadi tua itu pasti sedangkan menjadi dewasa merupakan pilihan.banyak orang yang belum dewasa walaupun umurnya sudah tua.Memiliki anak berarti bertambahnya satu urusan lagi yang harus di tangani.Hal ini sangat menuntut kedewasaan dari pasangan yang telah menjadi seorang ayah dan ibu.Tanap adanya kedewasaan sikap,masalah-masalah yang timbulnya setelah memiliki anak tentu saat tidak terselesaikan dengan baik.tidak jarang percekokan lebih sering terjadi setelah sang istri di ketahui sudah berbadan dua.
Banyak masalah baru yang akan timbulnya dengan bakal hadirnya seorang anak.Seharusnya bila sesorang sudah berani berumah tangga,berarti ia juga harus berani menerima resikonya.Salah satu resiko yang harus di terimanya adalah hadirnya seorang anak.tidak ada pilihan lagi bila sesorang memutuskan untuk menikah berarti dia juga harus menjadi seorang yang berkepribadian dewasa.Semua orang pasti bisa,asal ia mau belajar dan berusaha sekuat tenaga,ingat menjadi dewasa itu pilihan yang harus sesorang pilih bila ingin memiliki sebuah keluarga harmonis.



Rajin kontrol ke Dokter

Jangan anggap sepele masalah control ke dokter.Setiap perkembangan yang terjadi pada janin,seyogyanya di pantau minimal sebulan sekali.Jangan karena meras kondisi kehamilannya aman-aman saja,orang tua yang akan memiliki anak menjadi lalai.Lebih baik tahu setiap perkembangan janin seorang calon ibu dari pada terlambat mengetahui kelainan yang di derita oleh sang calon ibu.
Dengan rajin control,berarti calon ibu telah secara langsung mengajarkan kepda anak yang sedang di kandung untuk hidup sehat dan displin.Selain itu control ke dokter,bidan ataupun tenaga medis juga bertujuan untuk mempersiapkan mental calon ibu dalam menghadapi persalinan.

Gemar melakukan kebiasaan buruk

Merokok,minum-minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba merupakan beberapa kebiasaan buruk yang tidak boleh di lakukan oleh seorang wanita yang sedang hamil.Sudah banyak penelitian yang membuktikan efek negative ketiga kegiatan tersebut di atas terhadap perkembangan kesehatan janin yang sedang di kandung.Bahkan minuman jamu yang belum jelas kandungannya pun juga tidak di anjurkan selama proses kehamilan.Bila proses kehamilan terganggu,berarti perkembangan janin juga ikut terganggu,khususnya perkembangan kecerdasaan otaknya.
Bila calon ibu ingin memiliki anak yang gemar bangun pagi maka saat kehamilannya pun calon ibu harus gemar bangun pagi.jangan mentang-mentang sedang hamil calon ibu bias bermalas-malasan seenak diri sendiri.Yakinlah semua perilaku kondisi kejiwaan calon ibu sangat berperan dalam pembentukkan jiwa dan kepribadiaan anak yang sedang di kandungnya.

Membiasakan hidup sehat

Saat hamil seorang ibu hendaknya mengkonsumsi makanan lebih banyak daripada sebelum hamil.Mengapa ibu hamil perlu lebih banyak makanan daripada porsi normal?karena makanan itu di pergunakan untuk :
1. Pertumbuhan janin dalam kandungan
2. mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan bagi sang ibu sendiri
3. Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam masa nifas.
4. menumpuk cadangan untuk masa laktasi(menyusui)
5. membiasakan janin mudah makan setelah lahir

Ternyata jumlah makanan yang di butuhkan oleh ibu hamil dapat di bedakan berdasarkan usia kehamilannya,yaitu :
• Trisemester I
Umumnya pada usia kehamilannya 1-3 bulan,seorang ibu akan mengalami penurunan berat badan.hal ini wajar terjadi karena makanan sulit masuk akibat rasa mual dan pusing yang di deritanya.tak jarang di ikuti juga oleh muntah. Olehkarena itu pemilihan menu makanannya pun harus di sesuaikan.makanan kering dan tidak berkuah merupakan pilihan tepat.Usahakan harus ada makanan yang masuk.Bila muntah,segera isi lagi dengan makanan yang baru.begitu seterusnya,mungkin porsinya kecil-kecil tapi harus sering.
• Trisemester II
Pada masa ini,gangguan mual dan muntah sudah hampir tidak pernah terjadi lagi.ibu hamil sudah bias menikmati makanan yang di berikan.
• Trisemester III
Jumlah makanan harus di sesuaikan dengan kndisi dan keadaan ibu hamil.Bila mengalami kelebihan berat badan yang sangat menyolok,sebaiknya kurangi makan makanan pokok dan yang terbuat dari tepung-tepungan.Apabila terjadi keracunan kehamilan,hindari penggunaan garam dapur sebagai campuran dalam makanan sehari-hari.

Selain makan makanan bergizi,seorang ibu hamil juga diharapkan aktif berolahraga.bukannya olahraga untuk tujuan prestasi tentunya.Sangat disarankan agar ibu hamil tetap melakukan aktifitas sehari-hari dengan menyesuaikan kondisi tubuh,juga sebagai persiapan menjelang proses persalinan.

Depresi ibu berakibat buruk pada janin

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu hamil mengalami depresi,antara lain :
1. Adanya perubahan hormon dalam tubuh yang mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga mudah merasa kesal,jengkel ataupun sedih.
2. Keadaan fisik yang berubah saat hamil.Pada usia kehamilan tertentu,ibu akan mengalami sulit tidur sehingga keesokkan harinya ibu akan bangun dalam kondisi tubuh yang terasa sangat letih.
3. Adannya masalah-masalah pada kandungan,seperti kandungan lemah dan sering muntah pada awal kehamilan.
Anak yang terlahir dari ibu yang mengalami depresi selama masa kehamilannya akan tumbuh menjadi anak yang tidak bahagia.Terlebih apabila ia tidak segera ditangani secara tepat sedini mungkin.ia akan menemui hambatan saat belajar berjalan,berat badan kurang dan kurang respnsif terhadap lingkungan sekitarnya.bial kondisi ini tidak segera diatasi maka ia akan tumbuh menjadi balita yang mengalami depresi pula.Dan sat memasuki usia sekolah ia akan mengalami permasalahan tigkah laku dan emosional seperti agresif,mudah stress dan kurang bias menyesuaikan diri dan lingkungannya.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat

Apabila usia anak masih terlalu kecil dan sudah memiliki adik lagi maka da beberapa kekurangan yang akan di terimanya,baik bagi sang kakak yang masih kecil ataupun bagi sang adik yang akan lahir .Kekurangan kasih saying dan perhatian jelas akan terjadi.Sang kakak masih belum puas memperoleh kasih sayang dari orangtuanya sudah berbagi kepada adiknya.Akibatnya terjadi keemburuan antara mereka berdua.mereka akan sama-sama merasakan adanya persaingan dalam memperoleh kasih sayang dan perhatian orangtuanya.Belum lagi masalah kesehatan bagi ibunya.Sang ibu belum pulih benar dari kepenatan setelah melewati proses kehamilan dan persalinan utuk anaknya yang pertama,sudah harus menghadapi kehamilan yang kedua dari segi mutu anak yang sedang di kandungnya jelas akan berpengaruh.
Selain itu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga harus menjadi perhatian.jangan sampai pada kehamilan yang kedua ini,anak idak memperoleh mutu yang sama dengan kakaknya.


BAB II
HAL PENTING PASCA MELAHIRKAN


Pengantar bab III

Segeralah menyusukan bayi pada ibunya sesaat setelah melahirkan.hal ini sangatlah penting,baik bagi bayi maupun bagi ibunya.Bagi bayi dalam ASI masih terkandung colustrum yang sangat berguna baginya untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya secara signifikan karena sekarang ia berada di udara terbuka yang tidak steril.Bagi ibu,isapan bayi pada putting susu akan merangsang rahim agar berkontraksi sehinnga dapat segera mengeluarkan plasenta.
Banyak penelitian telah membuktikan kehebatan ASI.Cairan kehidupan ini di tengarai memiliki kandungan gizi,nutrisi dan antibody yang paling lengkap.Salah satu hasil penelitian yang dilakukan di 6 negara berkembang membuktikan,bayi 0-2 bulan yang tidak mendapat ASI ekslusif akan lebih rentan infeksi pencernaan hingga 400%.

Memberikan ASI

Kandungan ASI sangat kompleks dan sangat pas untuk kebutuhan bayi.Sang ibu tidak usah repot-repot mengganti seri ASI sesuai dengan bertambahnya usia bayi.Berbeda dengan susu formula.Untuk bayi umur 0-6 tahun bulan misalnya,ibu harus membeli susu formula dengan seri 1.Dan bila bayi telah berumur lebih dari 6 bulan maka sang ibu harus menggantinya dengan seri 2,begitu seterusnya.Tentu dengan bertambahnya seri susu formula yang ibu beli,akan bertambah pula mahal harganya.
Dengan rutin memberikan ASI kepda bayi,secara tidak langsung ibu telah ber-KB secara alami.Dengan demikian secara tidak terasa ibu telah mengatur jarak kehamilan secara alami pula.
Saat ibu memberikan ASI,anak akan selalu menatap wajah ibunya.Demikian pula sebaliknya.Dari kegiatan menyusui inilah akan terjalin hubungan batin yang semakin erat antara anak dan ibunya.Dengan rasa kasih sayang yang penuh seorang ibu akan membelai mesra anaknya.Jiwa anaknya akan semakin tenang dan ia akan tumbuh menjadi seorang manusia yang penuh dengan rasa kasih dan sayang kepada sesame makhluk hidup lainnya.
Colustrum adalah zat yang di hasilkan oleh ibu yang akan melahirkan,gunanya adalh menigkatkan kekebalan tubuh pada bayi secara signifikasi ketika berada di udara terbuka yang tidak steril.

Agar ASI lancer,ibu harus melakukan beberapa langkah berikut ini mulai saat masa kehamilan :
1. Sejak masa kehamilan rajin-rajinlah untuk membersihkan putting susu karena sebenarnya ASI sudah mulai keluar pada masa ini.Sering terjadi ASI keluar pada hari-hari pertama pasca melahirkan,lebih dikarenakan lubang tempat ASI keluar yang terdapat di putting tertutup oleh kotoran.Memang tidak selamannya hal ini terjadi.
2. khusus pada kehamilan anak pertama,biasanya putting susu ibu masih belum menonjol.

Pemberian ASI ekslusif

Yang dimaksud dengan ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa campur dengan apapun termasuk air bening,vitamin,dan obat.Bila bayi sakit dan terpaksa harus di beri obat berarti sudah tidak mendapat ASI ekslusif lagi.Namun hal ini kecil kemugkinan terjadi karena bayi yang mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupannya akan sulit terhinggap penyakit.Sebab zat antibodi yang terkandung dalamASI begitu sempurnanya sehingga dapat membentengi bayi dari segala macam penyakit.
Pemberian ASI secara ekslusif akan memberikan sederet manfaat,antara lain :
1. Untuk kesehatan
Dalam ASI terkandung zat anti bodiyang tetep ampuh di segala zaman.Oleh karena itu bayi yang memperoleh ASI ekslusif selama minimal 6 bulan tentu akan lebih sehat dan lebih kuat di banding yang tidak mendapatkan ASI ekslusif.ASI juga dapat mencegah terjadinya kanker linfomamaligna(kanker kelenjer).ASI juga dapat menghindari anak dari busung lapar.ASI adalah cairan kehidupan yang mudah diserap dan digunakn tubuh dengan cepat.Hebatnya lagi manfaat ini akan tetap di peroleh meski status gizi ibu kurang baik.
2. Meningkatkan kecerdasaan
Dalam ASI terdapat kandungan DHA yang terbaik sehingga dapat mencerdaskan anak.selainlaktosa yang berfungsi untuk proses mielinisasi otak.Mielinisasi otak adalah proses pemantangan otak agar berfungsi normal.Saat ibu memberikan ASI terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antara jaringan otak hingga menjadi lebih banyak terjaliun sempurna.Ini terjadi melalui tatapan mata,detak jantung,elusan,pancaran dan rasa ASI.
3. Mempengaruhi emosi
Saat di susui bayi berada dalam dekapan ibu.Ini akan merangsang terbentuknya emotional intelligence.Selain itu ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya.Doa dan harapan yang di dengungkan di telinga anak selama proses menyusui pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak.

Saat-saat menyusui

Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi emosional seorang ibu tidak stabil,khususnya pasca melahirkan :
• Tidak siap dengan baby blues syndrome
• Kondisi fisik yang masih lelah sehabis melahirkan.Saat melahirkan seorang ibu akan terkuras tenaga dan pikiranya.Oleh sebab itu wajar apabila ia memerlukan waktu pemulihan
• Kondisi rumah yang kurang kondusif.Banyak hal dalam rumah yang dapat mengganggu tingkat keteganga emosional seorang ibu.Bebean urusan rumah tangga,masalah perawatan bayi,dominasi mertua bagi yang masih menumpang pada rumah orangtua sampai dengan banyaknya kunjungan tamu pada awal kelahiran bayi.

Baby Blues syndrome

Baby Blues syndrome atau depresi pasca melahirkan adalah perasaan sters dan bingung yang di alami oleh seorang ibu baru pasca melahirkan. Baby Blues syndrome jamak terjadi dan mengenai hamper 50% para ibu baru.Ia biasa menyerang dalam 14 hari setelah persalinan dan cederung lebih parah pada hari ketiga ataupun keempat.
Baby Blues syndrome terjadi karena adanya perubahaan fisik yang besar pada ibu yang habis melahirkan.Hormon-hormon dalam tubuh juga sedang mengalami perubahaan besar pula.Selain itu seorang ibu yang baru melahirkan baru saja melakukan sebuah pekerjaan yang sangat melelahkan.Hal ini semua tentu akan sangat mempengaruhi pikiran dan tingkat ketegangan jiwanya.
Terdapat beberapa gejala baby blues syndrome yaitu :
• Sering menangis tanpa sebab di karenakan adanya perasaan terlalu sedih ataupun depresi
• Badan serasa tidak memiliki tenaga ataupun bila ada rasanya hanya sedikit sekali sehingga merasa tidak mampu melakukan apa-apa
• Perasaan bersalah dan tidak berharga
• Menjadi tidak tertarik pada sang bayi yang baru di lahirkan bahkan bisa sangat membencinya.Atupun mungkin juga malah sangat mengkhawatirkan kondisi bayinya,takut bila terjadi apa-apa terhadapnya
• Nafsu makan yang berlebihan sehingga berat badan meningkat dratis
• Tidak memiliki nafsu makan sama sekali sehingga berat badan turun dratis
• Perasaaan takut bila ia sampai menyakiti dirinya ataupun bayinya
• Tidak dapat tidur
• Tidur sangat berlebihan
Peran suami sangat penting dalam membantu istri untuk menghadapi dan melewati Baby Blues syndrome.Suami harus bisa mengambil alih peran istri dalam merawat bayinya.Oleh karena itu jauh sebelum kehadiran sang bayi sebaiknya para calon orangtua sudah belajar bagaimana cara merawat bayinya kelak,mempersiapkan dirinya untuk meghadapi Baby Blues syndrome ataupun persiapaan lainnya.

Untuk mengatasi Baby Blues syndrome.sang ibu dapat mengikuti beberapa langkah sebagai berikut :
• Usahakan ibu memiliki waktu istirahat yang cukup.Bicaralahlah dengan pasangan agar ia mau turut membantu mengurus rumah tangga ataupun merawat bayi
• Batasi jumlah kunjungan dari teman-teman.Karena banyak yang berkunjung dan melihat bayi,tingkah ketegangan jiwa ibu akan turut naik pula.Selain itu bayi pun tentu butuh istirahat setelah perjuangaanya untuk lahir ke dunia.Waktu yang tepat untukmenerima kunjungan dari teman adalah setelah satu taupun dua minggu usia kelahiran bayi
• Jika ibu merasakan bahwa pearassan ibu semakin tak menentu,sedih,bingung,dan terasa sulit untuk mengurus diri ibu sendiri dan keluarga,segeralah konsultasikan dengan pasangan,bila perlu berkonsultasikan dengan dokter agar memperoleh terapi yang tepat sedini mungkin.

Belajar cara merawat bayi

Sebenarnya saat merawat bayi itulah kesempatan bagi orang tua lebih dekat dengan bayinya.Anak tentu akan selalu teringat tatapan mata ayah ibunya yang lembut dan penuh kasih saying,merasakan kehangatan tangan belaian mesra dari orang tuanyaserta mencium wangi tubuh mereka.
Ibu di berikan waktu 9 bulan untuk belajar cara merawat bayi yaitu pada masa kehamilan.Jarang orang tuayang mau memanfaatkan kesempatan yang telah di berikan itu dengan sebaik-baiknya.Mereka selalu berpikir nanti saja belajarnya,pas waktu kelahirannya masih lama begitu terus samapi dengan tibalah waktu kelahiran.SZudah tidak ada waktu lagi yang tersisa.Jalan pintas pun di ambil dengan menyewa seorang pengasuh bayi.Padahal sehebat apapun seorang pengasuh bayi dalam merawt bayi,masih lebih hebat orang tuanya sendiri dalam hal merawat bayi sendiri.

Mengganti popok

Ruam popok adalah gejala yang sering timbul pada bayi yang orang tuanya malas mengganti popok bila bayinya buang air.mereka tidak tanggap dan menyadari bahwa bayinya telah buang air.
Dewasa ini banyak di jual di pasaran produk pengganti popok kain untuk bayi yang mampu menampung pipis bayi ataupun yang lebih di kenal dengan adanya berbagai macam bahan campuran yang katanya dapat menambah kenyamaan bayi.
Gejala ruam popok adalah terjadinya perubahaan warna kulit sekitar lubang anus menjadi kemerah-merahaan.Hal ini akan diikuti oleh gelisahny bayi.Apabila bagian kulit yang terkena ruam popok tersebut disentuh,maka bayipun akan menangis sekeras-kerasnya karena merasa kesakitan luar biasa.untuk menghindarinya jangan biasakan Untuk mempergunakan diapers sepanjang hari.Popok kain bagus karena bayi kalau buang air dapat di ketahui dan dapat segera di bersihkan.

Bangun pagi hari

Bangun pagi sangat banyak manfaatnya.Udara masih bersih dan segar.Dengan menghirup udarayang masih bersih dan segar,pikiran ibu akan teras tenang dan jiwa menjadi sehat.terlebih bagi orangtua yang masih memiliki bayi.
Denagn membiasakan bayi bangun pagi berarti ibu telah mnegajarkan kepadanya suatu displin untuk selalu bangun pagi.
Ada sebuah pendapat yang agak menjerumuskan yaitu banyak orang tua yang membiarkan bayinya bangun siang karena alasan kasihan masih bayi atau masih kecil.Padahal kebiasaan sejak kecil inilah yang akan terus melekat dan di bawanya hingga besar nanti.Oleh karena itu tidak jarang terdapat orang tua stress dan sering berteriak serta marah-marah kepada anaknya yang malas bangun pagi seangkan ia harus pergi sekolah.Bisa jadi perilaku anakyang seperti ini di akibatkan oleh perilaku malas orangtuanya untuk bangun pagi.


BAB VI
SIKAP POSITIF DALAM MENDIDIK DAN MEMBESARKAN ANAK


Pengantar bab VI

Sikap positif dalam mendidik dan membesarkan anak haruslah di miliki oleh para orang tua.Sebaiknya orang tua berhati-hati bersikap dan bertingkah laku di depan anak.Karena anak memiliki sifat meniru yang bagus.jangan terlalu berharap memiliki seorang anak yang mau jujur kepada orang tuanya bila orang tua tidak mau jujur kepadanya.
Orang tua yang baik bukanlah orang tua yang tidak pernah marah kepada anaknya,tapi orang tua yang baik adalah orang tua yang mau jujur kepada anaknya.
Buatlah komunikasi yang baik dengan anak.Dengarkan pendapat dan keluh kesah anak serta beri tanggapan dengan antusisme tinggi.Jawablah pertanyaan anak dengan jujur.Tentu saja bahasa yang di gunakan sudah di sesuaikan dengan usia anak.Karena menurut hasil penelitian banyak pertanyaan yang hanya di ajukan ekali seumur hidup oleh seorang anak.

Hindari berkata “jangan” atau “tidak”

Sadarkan para orang tua bahwa sebenarnya dengan sering berkata jangan ataupun tidak kepada anak berarti orang tua telah membatasi kreatifitas.Anak akan menjadi serba salah dalam melakukan suatu pekerjaan.Mau ini dilarang,mau itu tidak di perbolehkan.bisa-bisa anak menjadi stres.
Lebih baik orang tua mencari kata-kata lain yang memiliki arti yang sama.Sekali saja mempergunakan kata-kata jangan ataupun tidak berarti orangtua telah mengurangi daya kreatifitas anak.Padahal anak usia 0-6 tahun adalah individu yang sangat kreatif.bahkan ada film ilmiah yang berusaha mengungkapkan betapa kreatifnya anak-anak balita.Diceritakan bahwa sebenarnya anak bayi pun dapat memecahkan permasalahan

Jujur kepada anak

Kejujuran adalah kunci utama keberhasilan hidup.Namun sayang,banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk berkata dan berlaku jujur,tapi dirinya sendiri tidak berkata dan berlaku jujur kepada anaknya.Kejujuran tidak akan datang begitu saja tapi harus di usahakan dan di upayakan melalui kerja keras dan pembiasaan sejak dini.
Tidak ada kata terlambat.Berusahalah untuk menjadi orang tua yang selalu berkata dan berlaku jujur.jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang rtua yang tidak marah kepada anak,karena orangtua yang baik adalah orang tua yang jujur dan mengerti akan kebutuhan anak.

Memanjakan dengan materi

Anak yang sedari kecil sudah terbiasa hidup serba kecukupan dan berlimpahkan harta tidak akan tumbuh menjadi seorang anak yang tangguh dan siap bekerja keras kelak.Bila segala macam permintaanya selalu di turuti maka ia akan terbiasa hidup enak.Tidak mau hidup bersahaja.Sedangkan roda kehidupan itu akan selalu berputar.
Menangis adalah cara yang jitu bagi seorang anak dalam mengambil jalan pintas dengan membelikan apa yang menjadi keinginananak tersebut.Yang penting anaknya tidak nangis.Tapi dari sisi anak akan belajar bahwa ia bias memaksakan kemauaan terhadap orangtuanya.
Yang harus orang tua perhatikan selama anak menangis adalah jangan sampai ia melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri.Sebab ada anak yang apabila sedang menangis dapat melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatan dirinya, misalnya membanting sesuatu yang dapat melukainya.Memang emosi orangtua harus di jaga.

Semua bukan urusan si Inem semata

Sehebat apapun seorang pembantu dalam mendidik seorag anak pasti masih kalah hebat di bandingkan orang tua sendiri.Inilah yang harus selalu di inget.Jangan pernah mempertaruhkan masa depan anak yang notabene adalah masa depan orang tua sendiri,di tangan pembantu.

Dengarkan Pendapat anak

Jangan pernah meremehkan kemampuan anak.Walaupun mereka masih kecil tapi banyak juga kemampuannya yang terkadang melebihi orang dewasa.salah satu dalam hal ingatan ataupun memori.
Dalam bentuk yang lain meremehkan anak bias juga lewat pandangan orang tua yang selalu menganggap anaknya masih kecil terus.Mulai saat ini,hargailah pendapat dan sikap anak.Beri ia kebebasaan mengekspresikan keinginanya.Jangan pernah pupus harapan dan cita-citanya.

Biarkan anak berkreasi

Seorang anak pastilah memiliki jiwa yang sangat kreatif,inovatif,dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan selalu merasa penasaran terhadap hal-hal yang baru.Apa saja yang mereka miliki selalu ingin di otak-atik sesuai imajinasi mereka.
Janganlah orang tua membatasi kreativitas anak dalam mengekspolarisasi sesuatu dengan menerapkan aturan-aturan yang sangat ketat.Apabila dari kreativitas anak dalam mengeksplorasi sesuatu itu mengakibatkan rumah menjadi berantakan,kotor,dan seperti kapal pecah,itu adalah hal yang wajar bila memiliki anak.Tapi hasil yang jauh lebih besar akan orang tua peroleh dari kegiatan kreatifitas anak.

Menjawab setiap pertanyaan anak

Jawablah semua pertanyaan anak dengan jujur.Jangan pernah memberikan pertanyaan jawaban yang justru menyesatkan.Misalnya,anak bertanya tentang bagaimana proses terjadinya hujan.Sebagai orang tua yang baik seharusnya orang tua menjelaskan secara jelas proses terjadinya hujan,mulai dari air yang menguap dan berubah menjadi uap air.
Ini akan lain halnya bila orang tua menjawabnya dengan jawaban yang justru membuat anak bingung.misalnya tentang proses terjadinya hujan.Bial orang tua menjawab”yach itulah kebesaranTuhan”.Jawaban seperti itu tidak salah tapi akan membuat anak menjadi bingung.
Ada sebuah fakta yang menyatakan bahwa banyak dari pertanyaan anak yang hanya di ajukan sekali seumur hidupnya.Artinya ia tidak pernah mengulang pertanyaan yang sama di lain waktu.Bila pertanyaan yang hanya di ajukan sekali tersebut tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan alangkah kasihannya mereka.

Dampingi anak saat menyaksikan acara televisi

Televisi,sekarang sudah bukan merupakan barang mewah lagi.Hampir setiap rumah memilikinya.Memang banyak informasi yag dapat di peroleh lewat media elektronik seperti televisi tapi ternyata di balik itu semua terdapat bahay besar yang dapat membahayakan masa depan anak.
Tayangan yang menampilkan tindak kekerasan sekarang marak di televisidan jam tayangnya pun masih relative sore.Bila seorang anak yang masih bocah melihat tayangan tersebut,pikirannya pasti akan terpengaruh.Ia jadi mengetahui bagaimana cara menyiksa orang lain.
Acara kartun pun sekarang juga sudah banyak yang tidak layak di tonton anak.Selain itu kata-kata kasar serta umpatan sering di pelajari anak dari tayangan di televise.Oleh karena itu mulai saat ini selalu temani anak saat menyaksikan acara televise.Beri penjelasan tentang acara yang sedang di tonton.

Orang tua bukan pelayan anak

Anak memang merupakan jantung hati.kalau biasa anak jangan sampai hidupnya susah dan menderita.Cukup orang tua sajalah yang mengalaminya.Sehingga tak jarang kita lihat ada orang tua yang selalu mengabulkan segala keinginan anak.Anak menjadi hidup bagaikan raja segala titah dan sabdanya harus di laksanakan.
Oleh karena itu didiklah anak agar menjadi pribadi yang mandiri.Mampu melakukan segala hal untuk kepentingan dirinya sendiri.Misalnya mulai dari menyimpan dan merawat mainnya sendiri.Beri kepercayaan dan tanamkan rasa tanggung jawab di hati anak untuk mengurus dan merawat mainnya sendiri.Memang untuk tahap awal orang tua harus mengajarinya dan memberikan arahan.Biaskanlah sehabis di gunakan untuk bermain anak di minta untuk membereskan serta menyimpan mainannya sendiri.mintalah anak untuk menata dengan rapi mainan yang di milikinya.

Selalu menjaga keselamatan anak.

Menempatkan anak dalam posisi yang membahayakan keselamatan dirinya secara tidak sadar sering di lakukan oleh para orang tua.Coba perhatikan tingkah polah orang tua yang sedang memboncengkan anaknya dengan sepeda motor.Anak di pegang dengan satu tangan sedangkan tangan yag lainnya memegang kemudi anak.Demikian juga dengan meninggalkan anak di dalam mobil.Walaupun orang tua hanya berniat meninggalkannya dalam waktu yang relative sebentar,jangan pernah melakukannya.Perhatikan juga setiap sudut arena tempat bermain anak.Adakah benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan diri anak.

Waspadalah dalam mengawasi anak

Didalam rumah sekalipun,anak tidak terlepas dari bahaya yang mengacam.Terdapat sedikitnya 4 macam dari dalam rumah yaitu :
• Daerah sekitar dapur
Dapur merupakan salah satu tempat paling berbahaya bagi anak terlebih bagi balita.Tersiram kuah panas dan terbakar api adalah dua hal yang sering terjadi bila anak sering atau berada di dapur. Apalagi bila orang tua adalah pasangan bekerja.
• Peralatan listrik
Perhatikan instalasi listrik yag terdapat pada rumah.apabila memungkinkan tarulah stop kontak pada tempat yag tinggi,jauh dari jangkauan anak.Anak kecil adalah orang yang kreatif.Mereka akan selalu melakukan berbagai macam eksperimen dalam rangka mengembangkan daya imajinatifnya dan mencari pengalaman baru.Hanya sayang anak tidak tahu bahaya yang menghadang di depannya bila ia bermain-main dengan listrik.
• Kamar mandi
Jangan pernah meninggalkan ember yang berisi air di dalam kamar mandi bila orang tua masih memiliki anak yang baru belajar berjalan.Bisa jadi karena pengawasaan yang kurang,sang anak sudah merangkak menuju kamar mandi dan dengan berpegangan pada ember ia berusaha melihat isi ember.Bila sampai ia tercebur ke dalam ember dan tidak ada orang tua yang tahu bisa jadi malapetaka.

• Perabotan rumah tangga
Jauhkan perabotan rumah tangga yang dapat bersifat pecah belah dari areal bermain anak.Barang dari Kristal ataupun tembikar dapat menjadi sumber bencana bagi anak.Sifat anak yang dinamis dan kreatif akan membuat anak aktif bergerak,meskipun dalam rumah.mereka akan berlarian kesana kemari.namun sayang dalam keadaan riang gembira tersebut anak sering mengabaikan keadaan sekeliling.Ia akan terus bermain tanpa sadar ada bahaya di sekelilingnya.

Hindari penggunaan kata-kata kasar

Bagi sebagian orang, mengumpat ataupun mengeluarkan kata-kata kasar merupakan kebiasaan.Sebenarnya kebiasaan mengeluarkan kata-kata kasar itu bisa di kurangi bahkan di hilangkan sama sekali.Coba untuk mengontrol kesadaran diri.Pikir dahulu barang sepersekian detik sebelum setiap kata-kata meluncur dari mulut.
Yang agak sulit mungkin mengontrol diri saat emosi.Bila sudah marah biasanya kata-kata keluar dari mulut sudah sulit di kendalikan.Segal sumaph serapah dan cacimaki dengan mudah di ucapkan.Mendengar kata-kata kasar yang sering meluncur dari bibir orang tuanya tentu hati anak akan terluka.luka itu tidak akan bisa sembuh walaupun sudah beribu maaf dimintakan

Pisahkan urusan kantor dan rumah tangga

Kesibukkan pekerjaan di kantor telah menyita hamper seluruh tenga dan pikiran.Terlebih di kota-kota besar banyak orang yang terkena workaholic ataupun gila kerja.Berangkat ke kantor di pagi buta sebelum matahari terbit dan pulang jauh larut malam.
Kalau begini keadaanya bagaimana orang tua bisa berinteraksi dengan si kecil.saat orang tua hendak kerja,si kecil belum bangun dan saat orag tua pulang kerja,si kecil sudah tidur.akhirnya anak lebih banyak berinteraksi dengan pembantu.
Walaupun orag tua sibuk bekerja,seyogyanya tetap menyisihkan waktu untuk berinteraksi dengan anak.tinggalkan segala beban pekerjaan kantor di pintu pagar rumah.Artinya bila orang tua sudah masuk rumah,pikiran dan hati orang tua juga harus berada di rumah.masa depan anak lebih penting dai apapun juga.

Jangan takut di sini tidak ada hantu

Jangan takut di sini tidak ada hantu,demikianlah hal-hal yang sering keluar dari mulut orang tua dalam mendidik anaknya.mereka ingin anaknya mengikuti suatu aturan tapi dengan cara yang salah dan cenderung menakut-nakutinya.
Mengapa tayangan-tayangan televise yang berbau mistis sanagt di minati oleh oleh orang Indonesia,sebab sejak kecil mereka sudah kenyang di cekoki oleh hal-hal yang berbau mistis.
Di sisi lain orang tua ingin agar anaknya tumbuh sebagai makhluk yang rasional dan jadi pemberani.bagaimana anak bisa jadi pemberani bila setiap hari selalu di takut-takuti seperti itu.

Mendidik tanpa ancaman

Setaip anak merupakan individu yang unik.bahkan dua orang anak kembar sekalipun pastilah memiliki perbedaan.Tidak ada dua orang yang persis sama baik secara fisik maupun psikisnya.Hal itu berarti membutuhkan perilaku yang berbeda dari orang tuanya dalam mendidik masing-masing anak.
Mengancam agar anak tidak mengulangi perbuatannya adalah metoda yang sangat sering di gunakan oleh orang tuanyadalam mendidik anaknya.Setiap anak melakukan kesalahan,anak langsung di marahi yang disertai ancaman.
Dengan menggunakan ancaman anak menjadi tertekan jiwanya.Ia tidak terbiasa”berdebat” dalam mencari suatu kebenaran,tapi hanya menjalankan perintah-perintah orang tuanya laksana hidup dalam kamp militer.Hal ini tentu saja akan sangat merugikan anak.Bila nanti bergaul dengan temannya maka ia akan cenderung menjadi anak yang nakal di mata teman-temannya karena mereka tidak adanya pengawasaan dari orang tua sehingga ia dapat bertindak semaunya.

Mengambil mainan anak dari tangan anak dengan lembut

Disaat ia masih balita atau bahkan bayi mungkin secara tidak sadar orang tua memperlakukan hal yang sama terhadap dirinya.Biasanya orang tua akan berusaha untuk memprotek anaknya,jangan sampai anak ini sakit,jatuh,terluka atau lainnya.Hanya saja seringkali proteksi yang dilakukan sangatlah berlebihan sehingga anak jadi tidak bisa bereksperimen untuk memuaskan rasa ingin tahunya.Banyak aturan yang harus di patuhi salah satunya adalah mengenai benda-benda yang boleh di pegang.
Wajar bila seorang anak kecil ingin memegang segala macam benda yang ada di sekitarnya dan kemudian memasukan ke dalam mulutnya.Hal ini karena rasa ingin tahu anak yang sangat besar.Terkadang orang tua lupa akan hal ini.Hal ini banyak di sadari oleh orang tua .Mereka akan menganggap bahwa anaknyalah yang kurang sopan dan kurang bias bergaul.Padahal sebenarnya justru orang tualah yang mengajarkan kepadanya tabiat buruk tersebut.

Bila anak terpaksa di asuh oleh di asuh oleh kakek dan neneknya

Tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi dewasa ini telah menyeret para ibu untuk turut serta bekerja mencari nafkah.Bagi keluarga muda bukan barang baru bila keduanya sibuk bekerja.Selain itu emansipasi wanita menjadi bumbu alas an seorang ibu turut serta berebut mengisi pundit-pudi emas rumah tangganya.Tak jarang mereka pergi pagi saat matahari masih enggan menampakkan diri dan pulang saat rembulan telah lama terbit.Dari sini awal muncul-muncul benih permasalahan.

Orang tua juga harus belajar

Ilmu pengetahuan tentang dunia anak itu berkembang terus.Dan sebagai orang tua sudah sewajarnya bila orang tua mengikuti perkembangan tersebut bila ingin memberikan yang terbaik untuk anak.Tapi hasil penelitian sekarang menyebut bahwa mulai usia 3 bulan anak sudah bias mulia di perkenankan dengan tulisan.Ini salah satu hal yang baru dan apabila orang tua enggan untuk mengupdate ilmu pengetahuan tentu akan sangat di sayangkan.
Dewasa ini di kota-kota besar khususnya,kesadaran akan pentingnya update ilmu pengetahuan tentang dunia anak sudah mulai di lakukan orang tua.Hal ini di buktikan dengan selalu penuh sesak acara seminar maupun workshop yang membahas tentang dunia anak.Namun saying banyak di antara mereka yang hadir tidak memiliki daya juang.Artinya mereka hanya gemar mengikuti acara-acara sejenis itu tapi sulit mempraktekkannya terhadap anak-anaknya di rumah.

Jalankan konsekuensi

Bila anak sedikit nakal tentu orang tua akan memberitahukannya dengan sedikit ancaman,bila ia mengulangi lagi perbuatannya orang tua akan memberikan hukuman.Anak tidakboleh hidup dalam ancaman.Mau ini tidak boleh mau itu jangan.Dan apabila di langgar akan dipukul misalnya.Hanya saja orang tua harus memiliki wibawa di hadapan anak.Ancaman dan hukuman di lakukan bila anak memang benar-benar sudah tidak terkontrol.Agar timbul perasaan jera,orang tua bias menggunakan metode ancaman dan hukuman.

My first book

Memberikan hadiah untuka anak berupa mainan sudah bukan zamannya lagi.Kado ataupun hadiah berupa buku jauh lebih bermanfaat bagi si kecil.Mungkin harganya tidak terpaut jauh dengan mainan,tapi dari segi manfaat,jelas sangat jauh sekali perbedaaanya.Dengan modal buku yang orang tua berikan ,orang tua dapat memulai suatu kegiatanbaru yang sangat menyenangkan yaitu membaca bersama anak.
Sesuaikan jenis dan bahan bacaan dengan usia anak.Untuk anak usia di bawah satu tahun,pilihlah buku yang terbuat dari kertas yang tebal dengan huruf dan gambar yang besar pula.Biasanya buku jenis ini juga relative aman bila sampai tergigit oleh bayi.Untuk anak yang sudah berusia di atas dua tahun,dapat mulai di perkenalkan denagn buku-buku cerita.

Meningkatkan minat baca anak

Banyak manfaat yang di peroleh bila anak gemar membaca.Berbagai macam ilmu pengetahuan dapat ia peroleh melalui kegiatan membaca.Untuk menumbuhkan minat baca dalam diri anak tentu saja harus di mulai dari orang tua sekitarnya yang terlebih dahulu gemar membaca.Ayah,ibu ataupun pengasuh anak haruslah pula memberikan contoh gemar membaca.Dengan terciptanya lingkungan yang memiliki kecintaan terhadap buku yang tinggi,tentu saja anak akan ikut mencintai buku pula.

Mengoptimalkan multiple intelligence

Berdasarkan penelitiannya,Professor pendidikan di Harvard university ini menemukan sedikitnya 8 jenis kecerdasaan yang meliputi :
• Linguistik Intelligence
Word smart yang berkaitan dengan bahasa
• Logical mathematical intelligence
Number smart yang berkaitan dengan matematika
• Spatial intelligence
Pictures smart yang berkaitan dengan ganbar dan visualisasi
• Bodily kinesthetic intelligence
Body smart yang berkaitan dengan ketrampilan fisik
• Musical intelligence
Music smart,kemampuan menyanyikan lagu,mengingat melodi musik,peka akan irama atau sekedar menikmati musik.
• Intrapersonal intelligence
Self smart ,sejauh mana anak mengenali dirinya sendiri dan belajar lewat dirinya sendiri
• Intrepersonal intelligence
People smart,ketrampilan anak untuk berinteraksi dengan orang lain.
• Naturalist intelligence

Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita.

Setiap anak lahir dengan membawa potensi kedelapan jenis kecerdasaan ini yang harus mendapatkan rangsangan dalam porsi sama di usia dini.Banyak cara untuk mengembangkan multiple intelligence khususnya pada anak baik melalui pelatihan khusus maupun permainan.

Fun learning for kids

Dewasa ini banyak jenis permainan yang besifat edutainment di tawarkan oleh para hali tumbuh kembang anak.Bahkan ada juga yang memanfaatkan computer sebagai alat Bantu.Memang penggunaan computer dapat memaksimalkan fun learning dan edutainment bagi seorang anak.terlebih dengan fasilitas multimedia yang sudah semakin canggih tentu akan membuat anak semakin tertarik memainkannya.
Dalam memilih permainan kreatif anak terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu :
• Hendaknya orang tua paham tahap-tahap perkembangan anak baik secara usia dan emosi dan fisiknya
• Keamanan alat bermain perlu juga memperoleh perhatian
• Pilih mainan yang berwarna kontras dan cerah untuk merangsang indera penglihatan anak
• Permainan hendaknya bersifat interaktif.Anak akan merasa terlibat secara aktif dalam permainan tersebut.Tidak hanya pasif sebagai penonton saja.
• Ada kesempatan anak untuk menag.setiap orang ingin merasakan kemenangan.Demikan pula dengan anak.Berilah kesempatan anak untuk menag agar ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi
• Mengandung nilai positif.dalam permainan juga terselip nilai positif kehidupan.Tidak boleh berlaku jahat terhadap teman ataupun kejahatan pastilah kalah dengan kebaikan adalah tema yang bagus untuk di usung dalam permainan.



BAB V
MENANAMKAN NILAI MORAL


Pengantar bab V

Menanamkan nilai moral yang bersifat positif sangatlah mudah orang tua lakukan pada anak usia prasekolah.Karena sifat anak yang masih menjadi peniru nomor wahid sedunia,asalkan lingkungannya menjalankan nilai-nilai moral positif niscaya anak pun akan mengikutinya.Karena dari lingkungan hidupnyalah anak-anak akan belajar.
Sabar adalah sebuah kata kunci dalam mendidik anak.Banyak permasalahan yang dapat terselesaikan dengan baik bila orang tua mau agak bersabar.Sabar bukan hanya di perlukan dalam menghadapi tinkah laku anak yang terkadang menjengkelkan.Tapi sabar dalam artian luas lebih di perlukan.Sabar saat masih mengandung,sabar saat melahirkan dan sabar pula saat membesarkannya.

Menghabiskan waktu bersama

Menghabiskan waktu luang bersama ayah dan ibu merupakan saat-saat indah yang akan di kenang sepanjang masa oleh anak.Banyak kenangan indah bersama ayah dan ibu yang tidak akan terlupakan begitu saja bagi anak.Mereka tentu saja sangat mendambakan saat-saat bahagia itu akan terus berlanjut sepanjang waktu.
Banyak orang tua yang sebenarnya memiliki banyak waktu luang tapi enggan bila di ajak bermain oleh anak.Mereka lebih senang memanjakan diri dengan melakukan beberapa kegiatan yang hanya mementingkan diri sendiri saja.Oleh karena itu mulia saat ini habiskanlah waktu luang orang tua tersebut dengan bermain bersama si kecil.

Tidak selamanya anak yang bersalah

Selalu menyalahkan anak adalah salah satu kesalahan yang sering di lakukan orang tua.banyak lagi kasus orang tua yang selalu menyalahkan anak.Bila anak tidak mampu menangkap pelajaran juga merupakan suatu kesalahan.Bila rangking anak di kelas tidak sebagus temannya juga merupakan suatu kesalahan.Pendek kata orang tua jarang mencari tahu mengapa anaknya bias seperti itu.
Bila anak di persalahkan ia akan tumbuh menjadi anak yang rendah diri.Ia tidak memiliki cukup kepercayaan diri.Sebab ia akan merasa semua tingkah pola dan perilakunya pasti dipersalahkan.Anak jadi tidak kreatif dan cenderung pasif.Jika anak banyak di cela,ia akan terbiasa menyalahkan.Anak yang sering tidak mengakui perbuataannya atau dengan kata lain sering melemparkan tanggung jawab kepada orang lain bias jadi di sebabkan oleh perilaku orang tua yang selalu menyalahkannya.

Kesabaran hati orang tua

Sabar adalah sebuah kata kunci dalam mendidik anak.banyak permasalahan yang dapat terselesaikan dengan baik bila orang tua mau agak sedikit bersabar.Sabar bukan hanya di perlukan dalam menghadapi tingkah laku anak yang menjengkelkan.Tapi sabar dalam artian luas lebih di perlukan.
Hanya dengan modal kesabaran,orang tua dapat mempersiapkan generasi penerus lebih baik dari pada generasi sekarang.Walaupun sangat berat tapi orang tua harus tetap mengusahakannya.
Banyak orang tua yang lebih senang menggunakan kekerasaan dalam mendidik anaknya.Bila sedikit rewel,tangan orang tuanya yang berbicara.Memang anak akan menjadi daim dan menurut seketika itu juga,tapi tidak dalam hatinya.Dalam hatinya terjadi pemberontakan.

Mendekatkan hati ayah dengan anak

Kesibukan ayah dalam bekerja sering menghambat proses kedekatan emosional anak kepada ayahnya.Tapi jangan berkecil hati.Melalui beberapa hal berikut ini seorang ayah akan dapat mendekatkan hatinya kepada buah hatinya,yaitu :
• Masa kehamilan istri
Sejak istri hamil usahakan agar seorang calon ayah mempersiapkan dri sebaik-baiknya.
• Turut serta aktif merawat bayi
Merawat bayi bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab seorang ibu semata.

• Selalu berkomunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga.
• Menjadi sahabat
Selain menjadi ayah,sebaiknya juga berperanb sebagai sahabat.Seorang sahabat tentu tidak hanya minta di mengerti oleh yang lainnya tapi juga mau mengerti persoalan dan permasalahan yang di hadapi sahabatnya.
• Menghargai pendapat anak
Anak ingin didengar pendapatnya.jangan meremehkan pendapat yang terlontarkan dari mulut mereka.Belum tentu pendapat orang yang lebih tua akan selau lebih bagus dari pada pendapat anak kecil.Dengan menghargai pendapat anak,ayah sudah mengajarkan suatu hal penting dalam pergaulan yaitu menghargai pendapat orang lain.
• Penuhi kebutuhan anak
Berikanlah perkembangannya kebutuhan anak sesuai dengan pertumbuhan dan.Semakin besar anak maka kebutuhannya akan semakin beragam.Untuk itu ayah harus tahu perkembangan dan pertumbuhan anak,baik dari sisi fisik maupun mentalnya.
• Bermain bersama
Main bersama seorang ayah merupakan hal yang sangat di minati oleh anak terutama anak laki-laki.Karena biasanya permainan yang di mainkan lebih bersifat menggunakan otot.

Luangkan waktu walaupun hanya semenit

Bermain tentu akan sangat menyenangkan apalagi bermain bersama ayah dan ibu.Dunia anak adalah dunia bermain.Sebagai orang tua yang baik,hendaknya selalu meluangkan waktu untuk bermain bersama anak.Banyak manfaat yang akan di peroleh dengan sering mengajak anak bermain bersama.Nilai-nilai moral yang bersifat positif dapat pula orang tua tanamkan saat bermain.
Jangan salahkan anak yang tidak mau menuruti apa kata orag tua,bila orang tua tidak pernah punya waktu bersamanya.Orang tua tidak akan pernah tahu apa yang dirasakannya serta apa yang di inginkannya.

Berikan contoh bukan hanya perkataan

Orang tua pada umumnya memiliki ego yang tinggi.Senangnya menyalahkan anak tapi tidak pernah mau menerima kritik terhadap kesalahan dirinya.Terlebih banyak orang tua yang hanya menyalahkan anak bila melakukan kesalahan tapi tidak pernah bisa memberi contoh kebaikan.
Anak sekarang adalah anak yang mampu berpikir kritis.Bila ia melihat suatu ketidakadilan maka ia akan bertanya dan bisa-bisa memberontak.Sudah bukan zamannya lagi anak dididik melalui kekerasaan dan ancaman,sedangkan orangtua tidak pernah memberikan contoh dalam hal kebaikan.

Memutuskan suatu kebiasaan anak dengan paksa

Setiap anak akan selalu melalui fase tertentu misalnya fase oral dan fase anal.Bila pemutusan fase oral dan fase anal suatu anak terjadi dengan cara paksa maka dalam jiwanya ia merasa belum tuntas dalam menjalankan fase oral.Sehingga ia akan mencari hal yang dapat memuaskan fase oralnya setelah dewasa contohnya rokok.

Kakak adik di perlakukan seragam

Penting untuk di pahami bahwa penyeragamaan hanya akan menghambat proses kemandirian anak.Sebagai orang tua,harus melatih sikap kemandirian anak dengan cara mengenali kebutuhan dan keinginan sendiri,apa saja yang dia mau dan hal-hal apa saja yang tidak di sukainya.Apabila anak selalu hidup dalam penyamarataan selera,keinginan maupun barang maka anak akan merasa seperti terpenjara karena keinginan dan kebutuhannya tidak pernah di perhatikan apalagi di penuhi.
Ada beberapa penyebab mengapa orang tua gemar melakukan penyeragaman terhadap anak-anaknya:
• Orang tua ingin mudahnya saja
Membeli barang sejenis tentu akan jauh lebih mudah dari pada harus membeli barang dengan berlainan model.Selain itu pandangan keliru orangtua terhadap anak yang selalu menganggap mereka tidak tahu apa-apa sehingga harus selalu mengatur segala kebutuhan anak.

• Untuk kesenangan orang tua
Dalam pandangan orang tua,anak-anak yang berbaju seragam terlihat lucu dan menarik.Sehingga tak jarang terlihat beberapa orang anak dari sebuah keluarga berbaju seragam meskipun usia mereka berbeda.
• Ingin menerapkan konsep adil kepada semua anak
Untuk mencegah terjadinya kecemburuan,oran tua akan selalu berusaha memberikan apa yang di terima.Padahal konsep adil bukan berarti harus sama tapi harus berlandaskan kebutuhan.walaupun kakak adik meski usianya tak terpaut jauh tapi kebutuhan mereka tidaklah sama.

Hati-hati memberikan label anak

Orang tua tak jarang memberikan label tertentu kepada anak.Pelabelan yang di berikan bias negatif bias pula positif.Seorang menerima label negative tersebut berkenaan dengan sebuah perilaku yang menurut si pemberi label bersifat negative.Celakanya kebanyakan orang tua justru terlalu gampang memberikan label negative dari pada label positif.Padahal siapapun dan berapa pn usianya tidak akan senang mendapatkan label negatif.
Sebaliknya anak yang mendapatkan label positif akan tumbuh menjadi pribadi yang positif pula.Paling tidak ia akan berusaha mempertahankan label-label yang telah melengkat pada dirinya.Tentu ia akan merasakan malu apabila tidak sesuai dengan labelnya.

Marah yang tidak efektif

Anak yang terlalu sering dimarahi dengan cara yang tidak bijak besar kemugkinan akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak memiliki rasa percaya diri di sertai dengan penghargaan terhadap diri sendiri yang sudah rendah.Dengan demikian kreatifitasnya juga tidak akan menekan rasa ingin tahu.
Ada beberapa jenis marah yang tidak efektif yaitu :
• Mengomel
Bila anak melakukan satu saja kesalahan omelan panjang yang tanpa kesudahaan pasti di terimannya.Padahal dengan cara begini anak dapat saja menutup kupingnya dan bersikap cuek
• Membanting-banting barang ataupun pintu
Ini adalah contoh yang tidak baik.Bila orang tua marah sambil membanting-banting barang ataupun pintu maka anak pun akan menilai bahwa bila hati sedang tidak enak mereka boleh saja membanting barang ataupun pintu.
• Mendiamkan anak
Bagaimana anak bias tahu kesalahannya bila tidak ada komunikasi antara orang tua dan dirinya.Anak jadi bertanya-tanya apa kesalahannya.Jika ia tidak tahu apa kesalahannya,orang tua jangan berharap ia akan memperbaiki kesalahannya.

Membedakan anak dengan saudara kandungnya

Setiap anak memang di lahirkan berbeda.Meskipun itu saudara kandung,pastilah ada bedanya.Hanya saja perbedaan itu tidak boleh di peruncing sehingga menimbulkan perbedaan sikap dari orang tua terhadap masing-masing anak.Sehingga timbul istilah anak emas dan bukan anak emas.
Adanya sikap yang berbeda dari orang tua terhadap salah satu seorang anak dari saudara kandungnya akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat di antara mereka.Mereka akan saling berusaha mencari cara agar menjadi yang lebih baik di bandingkan saudara kandungnya.Tak jarang caranya pun akan dilakukan agar tampil menjadi yang terbaik di mata orang tuanya.

Orang tua masih kekanak-kanakan

Kata orang,tua itu pasti tapi dewasa itu pilihan.Padahal untuk menjadi orang tua yang baik di butuhkan kedewasaan dalam berpikir dan bertingkah laku.Disinilah letak permasalahannya,banyak orang tua yang sukses memiliki anak tapi gagal menjadi orang tua.Demikian juga dengan masalah kedewasaan.Orang tua pun harus berjuang untuk menjadi seorang manusia yang dewasa.Terutama dewasa berpikir dan bertingkah laku.
Bertengkar didepan anak
Menurut para ahli tumbuh kembang anak,orang tua sebaiknya tidak bertengkar di depan anak,terlebih yang masih balita.Karena anak usia balita belum mengerti apa-apa sedangkan peniruannya sangat kuat sekali sehingga kemungkinan besar anak pun akan meniru perkataan kasar yang di dengarnya atau mudah pula melampiaskan kemarahannya pada orang tua ataupun orang lain.
Terdapat dua macam pertengkaraan :
• Yang menguatkan perkawinan
Pertukaraan ini bisa membantu perkawinan menjadi lebih baik dan harmonis karena bias menyalurkan perasaan yang kemudian dapat didiskusikan dan di selesaikan dengan baik dan bijaksana.
• Yang merusak perkawinan
Biasanya yang di pertengkarkan adalah hal yang selalu sama.Tak ada fakta hanya mengungkit-ungkit permasalahan lama dan saling tuduh tanpa bukti.Bertengkar adalah cara yang paling tidak efisien untuk menyelesaikan konflik.

Kesal pada pasangan,anak menjadi korban

Tanpa sadar banyak orang tua yang apabila marah ataupun bermasalah dengan pasangan lalu melampiaskan kepada anak.Terlebih bila anak di saat yang hampir bersamaan melakukan kesalahan suatu kesalahan pun ia tetap menjadi korban karena kekesalan pada pasangan sudah mencapai puncak.
Biasanya orang tua melampiaskan kekesalannya kepadaanak lantaran adanya konflik yang sedang di hadapinya.Penyebabnya bias bermacam-macam.mulai dari kesal dengan pasangan ,beban pekerjaan menyita pikiran masalah perkawinan sampai dengan urusan ipar dan keluarga besar.

Perceraian

Tak jarang pertengkaraan antara suami istri akan berakhir pada perceraian.Apapun penyebab perceraian itu pastilah anak yang menderita terlebih yang masih balita.Saat orang tua bercerai anak akan bingung harus ikut siapa.Sebenarnya ia tidak mau ikut siapa-siapa.hal inilah yang sering terlupakan oleh para orang tua.
Kekerasaan fisik terhadap anak
Kekerasaan secara fisik terhadap anak dalam rumah tangga kerap kali terjadi .Anak menjadi bulan-bulanan kemarahaan orang tuanya.Bahkan terkadang tidak jarang kekerasaan tersebut sampai menimbulkan bekas,misalnya memar.
Dirumah mungkin ia menjadi anak yang sangat penurut karena takut dengan ayah dan ibunya.Tapi setelah bergaul dengan teman-temannya ia akan menjadi anak yang semena-menanya karena tertekan di rumah ia bisa jadi akan melampiaskannya di luar.

Anak juga ingin di hargai

Satu lagi kebiasaan buruk orang tua adalah hobi menyiksa anak dengan cara memamerkan kemampuan yang sudah bisa di capai oleh anak kepada orang lain.Secara tidak sadar orang tua telah turut serta berperan aktif untuk mendegradasikan kecerdasaan anak.Anak yang seharusnya bisa di ajarkan hal-hal lain terpaksa harus belajar hal yang sama terus menerus dan berulang-ulang.

Konflik antara adik dan kakak

Terlibat konflik dengan saudara kandung adalah hal lumrah dalam pergaulaan sehari-hari terlebih pada masa kanak-kanak.Tugas andalan sebagai orang tua untuk jadi penengah setiap konflik yang timbul antara adik dan kakak.Selesaikan permasalahan yang ada.Oleh karena itu bila terjadi konflik segera selesaikan dengan mendengarkan keluhan dari semua anggota keluarga yang terlibat konflik.Selesaikan seadil mungkin jangan pilih kasih dan berat sebelah.

Pengenalan ajaran agama sejak dini

Banyak orang tua yang berpendapat bahwa generasi muda sekarang sudah sangat parah attitutenya tapi terkadang mereka lupa bahwa ternyata banyak kebejatan moral yang di lakukan oleh orang tua.
Dengan memperkenalkan agama sejak dini berarti orang tua telah membuat sebuah pondasi yang kuat berlandaskan agama dalam hal mendidik anak.Pelajaraan agama bukan merupakan tanggung jawab guru agama di sekolah semata.Memberikan pelajaran agama tidak harus membaca kitab suci tapi sambil berdongeng menjelang tidur malam pun.

Sumber :Mendidik dan membesarkan anak usia Pra-sekolah
Cetakan :Desember 2006
Banyak Halaman:206
Penerbit :Prestasi Pustaka

Menuju Pengembangan dari Sebuah Konseptualisasi atas Motivasi yang Terpendam

Ikhtisar

Dimana perspektif bakat termasuk motivasi yang berperan sebagai pembangun,yang berhubungan dengan bakat, konsep yang diusulkan memberikan pandangan baru akan motivasi yang merupakan area bakat dan dirinya sendiri. ( contoh kenikmatan belajar di sekolah ) merupakan konsep dominan yang difokuskan karena tidak dapat dipisahkan dari ikatan pengetahuan,bakat kecerdasan dan prestasi.Penelitian mendukung beberapa kriteria yang ada.Upaya permulaan konsep pembangunan ke arah yang maju di dukung oleh penelitian sebagai berikut: (a) akademik motivasi intrinsik yang tinggi dibuktikan oleh intelektual bakat dibandingkan dengan perbandingan kelompok mereka,sangat signifikan.(b) motivasi intrinsik yang berkaitan dengan prestasi akademik diatas dan diluar IQ adalah jelas, positif dan unik.(c) bukti Akademik motivasi intrinsik berwujud keberlangsungan yang terus menerus sejak anak-anak hingga remaja;dan (d) akademik motivasi intrinsik berkaitan signifikan dengan lingkungan.Membangun motivasi yang berbakat bertujuan untuk lebih majunya pengetahuan dan juga mempunyai implikasi tentang pembangunan dan pelaksanaan program bakat. Saran mengenai penelitian diperlukan untuk pengembangan bakat lebih lanjut.

Perspektif bakat pada pengharapan termasuk sebagai motivasi untuk persyaratan,komponen,katalisator dan bahkan keluaran dari hasil bakat (Misalnya, Dai,Moon,Feldhusen,1998:Feldhusen,1986;Gagne,200;Gottfried&Gottfried,1996;Gottfried,Gottfried,Bathurst,&Guerin,1994;Lens&Rand,2000;Renzulli,1986;Zreglar&Heller,2000). Dimana perspektif ini telah memberikan kontribusi untuk pemahaman tentang pentingnya motivasi dalam bidang bakat,tidak memiliki konsep motivasi dirinya sebagai suatu bakat.Penelitian mengenai Bakat dan prakteknya hampir secara eksklusif terfokus pada keunggulan kecerdasan,bakat dan kreatifitas.Motivasi adalah dasar pembangun sekaligus kontibutor untuk pengembangan akan pengecualian dan bakat. (Gottfried&Gottfried;Lens&Rand;Pyryt,2000).

Penggunaan Penelitian

Mempertimbangkan motivasi sendiri sebagai bentuk bakat memberikan pandangan yang lebih inklusif yang dibatasi untuk memfokuskan pada definisi awal atau bakat itu sendiri. Motivasi Inventorisasi akademik anak-anak berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi siswa dengan motivasi bakat seperti pada sekolah umum dalam berbagai mata pelajaran.
Selanjutnya keuntungan dari membangun motivasi bakat adalah motivasi diri sendiri untuk kontribusi dalam pencapaian IQ. Jadi, motivasi siswa yang unggul akan mendapat manfaat oleh keikutsertaannya dalam program bakat berdasarkan motivasi bakatnya.

Selain identifikasi, ada isu program pembangunan dan pemeliharaan dari motivasi untuk memaksimalkan potensi yang unggul untuk semua siswa. Motivasi berorientasi pada kurikulum dan pengaruh kepatuhan untuk memberikan keoptimalan dan tantangan untuk setiap anak. Ini akan memerlukan pengetahuan akan motivasi yang lebih rinci tentang profil dari akademik dominan bagi anak-anak yang berbeda. Berbakat dibidang motivasi dapat memperluas dan memeliharaakan pengakuan bakat dari dalam individu yang harus diatasi seperti hambatan sosial, perempuan atau kelompok lainnya yang tidak terwakili.

Membangun motivasi bakat ini juga berguna selanjutnya dalam pengetahuan kami tentang kenyataan akan bakat yang dapat melebihi yang sudah ada. Melalui kemajuan ini dengan terus membangun validasi dari teori, tidak hanya mengenai kepentingan dan kebutuhan anak-anak berbakat dapat dilayani, tetapi kekayaan teori pembangunan optimal juga akan memperpanjang praktek.

Tujuan tulisan ini adalah untuk mendorong kemajuan dari konsep motivasi, yaitu motivasi yang mempertimbangkan sebagai area bakat dan dirinya sendiri (Gottfried, 2001). Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kami akan mengusulkan pengembangan untuk membangun yang baru: yang membangun motivasi yang berbakat. Yang disajikan di bawah ini adalah kriteria yang menyediakan permulaan bagi yayasan kearah pendefinisian dan perancangan pembangunan motivasi yang berbakat dan data dari penelitian program belajar akademik intrinsik motivasi, serta sebagai pembangunan dalam studi longitudinal anak mencakup dua dekade (A.W. Gottfried et al., 1994).

Apa yang dimaksud dengan definisi pemberian motivasi? Di kalangan negara, istilah berbakat umumnya mereka definisikan sebagai individu yang unggul dalam kemampuan atau keahlian tertentu (Feldhusen & Jarwan, 2000), khususnya yang tidak biasa atau
luar biasa (Gruber, 1986). Di bidang motivasi, kita juga dapat mengatakan bahwa istilah berbakat akan berlaku bagi orang-orang yang unggul dalam pertahanan dan penetapan yang berkenaan dengan usaha keras. Oleh karena itu, motivasi ekstrim akan dianggap berbakat seperti juga intelijen ekstrim yang dianggap berbakat.

Penelitian dan pemfokusan pada tulisan ini merupakan fenomena dalam domain akademik intrinsik motivasi, karena ini adalah sebuah negara yang memiliki ikatan yang melekat pada pengetahuan, bakat kecerdasan, dan prestasi (A.E. Gottfried, 1985, 1990; A.W. Gottfried et al. 1994). Akademik intrinsik motivasi didefinisikan sebagai kenikmatan pembelajaran disekolah yang bercirikan orientasi terhadap penguasaan; keingintahuan; kegigihan; pengerjaan tugas, dan pembelajaran yang menantang, sulit, dan berkelanjutan (A.E. Gottfried, 1985). Dalam pekerjaan sebelumnya, telah diusulkan bahwa akademik intrinsik adalah motivasi yang terikat dengan pengembangan intelektual bakat dalam perspektif potensi yang disebut-Enrichment Teori (A.W. Gottfried
et al.). Dalam Konsep lanjutan di sini, bakat motivasi bergerak diluar ini sebelumnya oleh perspektif tersebut dengan mempertimbangkan akademik sebagai motivasi intrinsik sendiri sebagai bentuk dari bakat, bukan hanya sebuah komponen pengembangan intelektual bakat semata.

Berikut ini adalah kriteria yang diusulkan untuk memberikan awal sebuah yayasan untuk mengembangkan Konsep bakat dari motivasi: (a) perbedaan yang signifikan antara intelektual berbakat dengan pembanding kelompok akademik motivasi intrinsik, (b) akademik motivasi intrinsik mempunyai hubungan unik yang berkaitan dengan akademik
prestasi di atas dan di luar IQ, (c) terdapat kontinuitas dalam akademik motivasi intrinsik sejak anak-anak hingga remaja, dan (d) aspek lingkungan yang berkaitan dengan motivasi akademik intrinsik. Akademik motivasi intrinsik harus diperhatikan oleh guru-guru,karena ini berhubungan dengan praktek motivasi yang diberikan orangtua dan lingkungan keluarga anak, serta dapat berpengaruh bagi lingkungan.

Akademi Motivasi Intrinsik

Yayasan yang hadir dengan konsep berkesinambungan berasal dari program penelitian akademik intrinsik motivasi yang luas meliputi studi longitudinal pembangunan melalui akhir dari masa remaja. Tambahan lainnya penelitian yang dilakukan di contoh juga
berfungsi untuk menyamaratakan temuan pada studi. Program penelitian itu sebagai tujuan untuk menentukan pembangunan akademik motivasi intrinsik; mengukurnya; belajar bagaimana membangun yang berkaitan ketika anak-anak belajar, pembangunan,
dan bakat; serta menentukan kontinuitas dari pembangunan (A.E.Gottfried, 1985, 1986, 1990; A.E .Gottfried, Fleming, & A.W. Gottfried, 1994, 1998, 2001; A.W.Gottfried et al., 1994).

Untuk mengukur motivasi intrinsik akademik, tugas yang pertama dalam penelitian ini, program pembangunan yang bersangkutan dari inventarisasi anak yang memiliki akademik motivasi intrinsik (CAIMI; Gottfried, 1986), yang berdasarkan
definisi akademik intrinsik motivasi disajikan di atas (A. E. Gottfried, 1985). CAIMI membedakannya menjadi lima subscales, empat di antaranya berukuran akademik
intrinsik motivasi di sekolah pada mata pelajaran membaca, matematika, studi sosial, dan ilmu pengetahuan, dan untuk subscale yang kelima mengukur akademik intrinsik motivasi bagi sekolah secara umum. Subscales ini menunjukkan keduanya unik dan mempunyai perbedaan (e.g., A. E. Gottfried, 1985, 1990). The CAIMI menggunakan skala yang handal dan berlaku untuk tingkat keempat hingga tingkat kedelapan.

Keduanya merupakan perpanjangan bawah untuk anak-anak di tingkat 1-3 yang
disebut inventarisasi anak muda yang memiliki akademik motivasi intrinsik (Y-CAIMI; Gottfried, 1990) dan perpanjangan keatasnya untuk siswa sekolah menengah yang disebut CAIMI-Sekolah Menengah Atas (HS-CAIMI; Gottfried, 1998) yang dikembangkan dengan handal dan juga berlaku untuk memberikan ukuran yang terus menerus bagi akademik motivasi intrinsic sejak anak usia dini hingga remaja. Perpanjangan dibawah termasuk jenis yang lebih sedikit dan subscales dan mengurangi tanggapan akan skala rating untuk anak-anak muda. CAIMI-HS identik dengan CAIMI karena menggunakan jenis yang sama kecuali itu merujuk kepada "membaca" sebagai "Inggris" dan "Pembelajaran sosial" sebagai " sejarah " harus konsisten dengan terminologi yang digunakan di sekolah menengah.

Penelitian Longitudinal

Badan data mengenai konsep pemberian motivasi ini muncul dari investigasi longitudinal yang terus menerus yang dikenal sebagai studi Fullerton longitudinal. Pada permulaan studi di tahun 1979, sampel terdiri dari 130 bayi dan keluarganya. Semua anak-anak yang
memasuki studi tercatat sebagai bayi yang lahir dengan berat normal dan tidak memiliki penyakit saraf atau kelainan visual lainnya. Selama waktu dalam belajar, anak-anak yang dinilai adalah anak yang berada pada interval 6 month dari 1 sampai 3,5 tahun, pada awal tahun interval dimulai pada usia 5 sampai akhir sekolah menengah, dan dinilai pada awal dewasa yaitu pada usia 24 tahun.

Pada setiap penilaian masing-masing, sumber kekuatan yang komprehensif dari standar
tindakan administratif adalah dengan memeriksakan perkembangan
yang luas di berbagai domain, serta dilingkungan keluarga. Masa kerja yang dinilai substansial, dengan tidak kurang dari 80% dari sampel asli kembali di setiap penilaian. Keluarga mewakili berbagai status sosial ekonomi yang diukur dengan empat Faktor Hollingshead Index mengenai status sosioekonomi (A.W .Gottfried, 1985; Gottfried, Gottfried, Bathurst, Guerin, & Parramore, 2003), dan peserta didominasi oleh orang Eropa-Amerika, dengan persentase kecil bagi anak-anak dari etnis asli lainnya. Sampel kira-kira terdiri dari setengah perempuan dan setengah anak laki-laki. Rincian mengenai studi longitudinal dapat ditemukan di Gottfried, Bathurst, dan Gottfried (1994), Gottfried dan Gottfried (1984), dan A.W. Gottfried dkk. (1994).

Tren longitudinal motivasi intrinsik dianalisis sesuai dengan instrument yang sesuai. Pandangan kehandalan akan motivasi kognitif di masa kanak-kanak dan anak usia dini,
serta perilaku kesejahteraan perilaku Bayley yang terekam (Bayley, 1969), terdiri
dari penilaian yang diberikan oleh pemeriksa dari perilaku anak selama uji coba, yang digunakan adalah dari usia 1,5 hingga 6 tahun. Jenis ini diidentifikasikan
sebagai penguasaan klaster kognitif (Matheny, 1980) yang telah dianalisis. Ini termasuk perhatian yang luas (1,5-6 tahun), tujuan yang terarah (1.5-6 tahun), obyek yang terorientasi (1.5-3.5 tahun), dan rangsangan akan reaksi (2.5-3.5 tahun). Jenis spesifik yang tercantum di usia ini sebagai ukuran perkembangan psikologi yang sesuai (A. Gottfried W. dkk., 1994). Anak muda akademik motivasi intrinsik dinilai pada usia 7
dan 8 tahun oleh Y-CAIMI (Gottfried, 1990; A.W. Gottfried dkk. 1994). Akademik motivasi intrinsik dinilai pada usia 9, 10, dan 13 tahun menggunakan CAIMI
(Gottfried, Fleming, & Gottfried, 1994, 1998; Gottfried & Gottfried, 1996), dan sekolah tinggi dari versi CAIMI (HS-CAIMI) yang telah dipekerjakan pada usia 16 dan 17 tahun (Gottfried, 1998; Gottfried dkk., 2001).


Akademik Motivasi Intrinsik Bersebrangan dengan Waktu : Membandingkan Bakat Intelektual dan Kelompok Pembanding lainnya.

Studi longitudinal saat ini unik sesuai dengan kesejahteraan anak-anak. Jauh sebelum penunjukkan bakat dan perbandingan dengan kelompok pembanding lainnya. Namun, anak-anak bukanlah sampel dalam pengklasifikasian akan bakat.

Analisis dilakukan dengan membandingkan bakat intelektual dengan kelompok rekan perbandingannya pada kelompok akademik motivasi intrinsik. Skala tertinggi untuk skor IQ diperoleh dengan Wechsler Intelligence Scale untuk anak yang memerlukan perbaikan (WISC-R; Wechsler, 1974) di delapan tahun penilaian yang digunakan untuk membuat perbandingan dan berbakat kelompok (A.W. Gottfried dkk., 1994). Anak-anak yang
ditunjuk memiliki bakat jika mereka memperoleh skor dari 130 atau lebih besar. Hal ini mengakibatkan 20 anak-anak yang ditempatkan di jangkauan berbakat, dan 87 orang yang tidak, pada 87 orang yang ditunjuk sebagai kelompok rekan perbandingan grup. Rata-rata IQ skor dari anak-anak berbakat adalah 137,8, dengan nilai berkisar 130 hingga 145. Skor IQ rata-rata dari kelompok rekan perbandingan adalah grup 110.9, dengan nilai berkisar 84 hingga 128.

Melalui anak remaja, anak-anak yang muncul sebagai intelektual berbakat diawal usia
8 tahun terlihat signifikan telah mempunyai motivasi intrinsic yang tinggi akan akademik dari umur 9 hingga 17 tahun (Gottfried, 2001; Gottfried & Gottfried, 1996). Selain itu, meskipun secara umum penurunan motivasi diamati di semua orang (misalnya, Gottfried,
Fleming, & Gottfried, 2001), yang berbakat adalah terus mempertahankan derajat motivasi yang lebih tinggi (Gottfried). Analisis melalui usia 17 menunjukkan bahwa semua bidang subjek menunjukkan kejelasan akan perbedaan nikmat dari anak-anak berbakat, dan terbesar adalah perbedaan akademik motivasi intrinsik yang terjadi di bidang mata pelajaran matematika dan sains.

Pada kondisi analisis dengan CAIMI dan CAIMI-HS, analisis dari penguasaan klaster kognitif serta perilaku kesejahteraan perilaku Bayley yang terekam menunjukkan bahwa
motivasi terbesar di kalangan anak-anak berbakat terdapat pada usia 18 hingga 72 bulan, seperti yang dilakukan Y-CAIMI pada usia 7 dan 8 tahun (A.W. Gottfried dkk., 1994). Anak-anak yang ditunjuk sebagai anak berbakat pada usia 8 tahun menunjukkan perhatian yang signifikan terlihat, tujuan yang tearah, orientasi akan objek, dan reaksi anak pada awal tahun akademik dan motivasi intrinsik yang lebih besar
pada usia 7 dan 8 tahun. Bahkan sebelum awal dari sekolah formal, anak-anak yang kemudian muncul sebagai anak berbakat dibuktikan dengan jumlah yang lebih besar motivasinya terkait dengan proses kognitif. Dengan demikian, dari masa kanak-kanak sampai akhir masa remaja, anak-anak dengan bakat intelektual memiliki kognitif yang lebih dan penguasaan akan akademik motivasi intrinsik mereka disbanding anak lainnya. Hasil ini sesuai dengan yang lain pada temuan yang terkait dengan variabel motivasi, serta juga, menunjukkan bahwa anak-anak berbakat dan remaja memiliki rasa ingin tahu dan penguasaan motivasi mereka yang tinggi daripada kelompok perbandingan lainnya (Davis & Connell, 1985; Henderson, Emas, & McCord, 1982;
Hom, 1988; Li, 1988; Vallerand, Gagné, Senecal, & Pelletier, 1994).

Akademik Motivasi Intrinsik yang Unik Berkaitan dengan Prestasi Di atas dan Di luar IQ

Dalam rangka untuk menunjukkan bahwa Berbakat adalah membangun motivasi yang tidak berhubungan dengan intelijen, ini penting untuk menunjukkan bahwa hal itu berkaitan dengan prestasi dan kinerja akan kriteria di atas dan di luar IQ. Oleh karena itu, jika ini dapat ditunjukkan, akan memberikan bukti-bukti penting untuk membangun motivasi bakat.

Sebuah langkah dalam tujuan ini menunjukkan keprihatinan yang unik dalam
kontribusi akademik motivasi intrinsik untuk berprestasi di atas dan di luar IQ. Hirarkis yang mengalami kemunduran berhubungan dengan prestasi sebagai hasil dan variabel
dengan IQ akademis motivasi intrinsik sebagai predictor (Gottfried, 2001). Motivasi telah dimasukkan pada langkah terakhir untuk menentukan apakah ia akan berkontribusi unik, dan signifikan, dengan hasil yang bervariasi. Analisis yang dilakukan berhubungan dengan pengendalian jenis kelamin pada langkah pertama, serta kumpulan analisis yang dilakukan tanpa pengendalian jenis kelamin. Yang sama antara hasil analisis ini, dan bagi hasil analisis akn jenis kelamin yang telah dikontrol kemudian dilaporkan. Untuk hampir semua yang mengalami kemunduran, tidak ada efek yang signifikan pada jenis kelamin. Beberapa yang muncul adalah ketidak konsistenan. Terlebih lagi, perbedaan jenis kelamin tidak dipermasalahkan dari temuan pada akademik motivasi intrinsik. Oleh karena itu, model terakhir yang disajikan adalah sebagai berikut: langkah 1, jenis kelamin; langkah 2, IQ (umur 8 tahun menurut IQ) dan langkah 3, akademik motivasi intrinsik. Analisis dilakukan pada usia 9, 10, 13, 16, dan 17 tahun dalam rangka memperluas rentan usia dari anak remaja melalui instrumen yang sama (ie, the CAIMI; Gottfried). Skor akan motivasi yang digunakan adalah CAIMI subscale yang dikorespondensi di bidang pencapaian atau hasil kinerja pada usia tertentu yang sedang diperiksa. Misalnya, membaca motivasi digunakan untuk memprediksi prestasi dalam membaca, motivasi dalam matematika untuk pencapaian prestasi dalam bidang
matematika, dan lainsebagainya. Untuk hasil yang spesifik tidak hanya pada daerah yang dicontohkan, sekolah juga menggunakan skala yang umum digunakan.

Berikut ini adalah langkah-langkah pencapaian pengukuran yang termasuk didalamnya: pada setiap umur, membaca dan persentil pada mata pelajaran matematika (anak-anak dibandingkan sesuai dengan tingkatannya) pada Woodcock Johnson Psycho-Educational Battery dan dalam versi yang telah diperbaharui ketika nanti telah tersedia (dimulai pada usia 11 tahun; Woodcock & Johnson, 1977, 1989); penilaian yang dilakukan oleh orangtua (Skalanya 4 point pada membaca dan matematika di setiap usia; studi sosial atau sejarah dan sains pada usia 13, 16, dan 17 tahun) prestasi anak-anak yang dilaporkan orang tua pada versi Child Behavior Checklist (Achenbach, 1991a); Penilaian guru (Skala 5 point pada membaca, matematika, sosial, studi,
dan sains pada usia 9 dan 10 tahun) prestasi anak-anak yang dilaporkan dalam Teacher Report Form of the Child Behavior Checklist (Achenbach, 1991b), dan nilai kumulatif rata-rata pada sekolah menengah (GPA) pada usia 17tahun.

Analisis yang hingga kini telah dilakukan menunjukkan bahwa akademik intrinsik adalah motivasi yang cukup positif sebagai prediktor dalam pencapaian kluaran untuk IQ, dengan motivasi tinggi prediksi akan prestasi yang lebih tinggi. Terdapat beberapa tren yang patut dicatat. Area pertama yang muncul sebagai motivasi signifikan melebihi IQ yaitu pada matematika di umur 9 dan 10 tahun. Hal ini sesuai dengan penemuan kami
sebelumnya tentang matematika yang unik dalam bidang subjek akademik motivasi intrinsik (A.E. Gottfried, 1985, 1990; Gottfried dkk., 2001). Motivasi juga lebih konsisten dalam membandingkan prediksi hasil remaja di umur 9 dan 10 tahun, sesuai dengan temuan yang dilaporkan di bawah ini bahwa stabilitas motivasi meningkat selama masa remaja.Hasil di berbagai usia menunjukkan bahwa kontribusi motivasi yang positif dan signifikan untuk (a)Penilaian kinerja orang tua dan guru matematika pada usia 9 tahun; (b) Prestasi matematika woodcock-Johnson serta penilaian kinerja orangtua dan guru matematika pada usia 10 tahun, (c)Prestasi matematika woodcock-Johnson dan peringkat orangtua pada matematika, sejarah, dan ilmu pengetahuan di usia 13 tahun, (d) Woodcock-Johnson dapat membaca dan matematika dan penilaian prestasi orangtua dari matematika, sejarah,dan prestasi ilmu pada usia 16 tahun; dan (e) Woodcock-Johnson dapat membaca dan berprestasi matematika, penilaian prestasi orangtua pada studi sosial
dengan kumulatif GPA di usia 17 tahun.

Umumnya, yang unik dalam kontribusi motivasi kepada berbagai indeks prestasi adalah penting, sebab mereka berasal dari berbagai sumber, termasuk tujuan pengujian (Woodcock-Johnson), peringkat guru dan orangtua yang dikumpulkan secara langsung dari anak-anak sekolah (GPA). Sebagai anak-anak yang menghadiri berbagai sekolah, hubungan terhadap GPA adalah lebih penting karena menunjukkan generalisasi. perbedaan kontribusi motivasi masih kurang untuk IQ (IQ secara konsisten dan signifikan merupakan prediksi prestasi dari seluruh tindakan). Namun, yang penting adalah bahwa temuan-temuan, kesignifikanan, kontribusi motivasi untuk pencapaian IQ, dan karena ini juga menambahkan prediksi dari prestasi yang signifikan. Analisis ini mendukung pandangan bahwa akademik intrinsik adalah motivasi yang mandiri pembangunan tidak disumbang oleh intelijen semata. Temuan ini juga menyarankan motivasi yang memiliki implikasi penting bagi siswa ' college admissions karena secara mandiri menambah prediksi dari GPA sekolah menengah.

Analisis dengan Y-CAIMI pada usia 7 dan 8 tahun dinyatakan serupa.Penemuan ini menunjukkan bahwa, di bidang matematika, anak-anak yang memiliki akademik motivasi intrinsik di usia 7 tahun diputar pada usia yang signifikan dan memiliki peran unik dalam memprediksi guru dari penilaian prestasi siswa pada usia 8 tahun diluar IQ, dan, pada usia 7 tahun, anak-anak dari total skor yang dibuat oleh Y-CAIMI menghasilkan prediksi penilaian prestasi guru untuk membaca di usia yang melebihi IQ (Gottfried, 1990). Dalam studi dengan keempat dan ketujuh tingkatan (A.E .Gottfried, 1985), yang saling berhubungan menggunakan CAIMI subscales dan standar pencapaian nilai partialling IQ. Baik matematika dan motivasi dalam membaca secara signifikan berkorelasi dengan prestasi independen dari IQ (matematika dengan prestasi matematika; membaca dengan bahasa dan prestasi ilmu).

Hasil yang hadir sekarang memberikan dukungan untuk pengembangan dalam membangun motivasi bakat. Hasilnya juga membuktikan bahwa IQ saja tidak bertanggung jawab atas seluruh hasil; motivasi memainkan peranan yang unik dalam pencapaian hasil dengan menambahkan sendiri unik berbeda. Bersama temuan mengenai jumlah tinggi akademik intrinsik motivasi ditampilkan oleh anak-anak berbakat intelektual, hasil independen prediksi pencapaian oleh motivasi kuat bahwa intelektual gifted advantaged anak-anak tidak hanya cognitively, tetapi juga motivationally, melayani untuk meningkatkan kinerja mereka.

Kontinuitas Akademik Motivasi Intrinsik

Membentuk kontinuitas akademik motivasi intrinsik Adalah penting untuk mengembangkan conceptualization dari gifted motivasi. Jika akademik adalah motivasi intrinsik konsisten dan berubah dari satu tahun ke depan, maka akan sulit untuk mengeluarkan pandangan yang koheren gifted motivasi. Jika, di sisi lain, akademik intrinsik motivasi konsisten, predictable, dan lebih stabil waktu, maka jelas membangun motivasi yang berbakat dapat akan maju karena kegigihan dari motivasi sepanjang waktu

Data dari beberapa studi mendukung keberlangsungan akademik motivasi intrinsik dari waktu ke waktu. Di dalam longitudinal belajar, Gottfried, Fleming, dan Gottfried (2001)
struktural equation modeling dilakukan untuk menentukan stabilitas individu perbedaan akademik intrinsik motivasi dari usia 9 sampai 17 tahun. Dua berbeda model yang dianalisis, satu untuk Umum Verbal-Akademik Motivasi intrinsik (membaca, studi sosial, ilmu pengetahuan dan umum) dan satu untuk Matematika Akademik intrinsik Motivasi.
Hasil menunjukkan bahwa motivasi intrinsik akademik menampilkan besar stabilitas dari usia 9 sampai 17 tahun baik di Lain-lain-Verbal dan Math domain. Lebih jauh, sudut stabilitas meningkat selama masa remaja.

Oleh karena itu, motivasi intrinsik akademik adalah membangun penurut besar individu-perbedaan peringkat-rangka stabilitas yang meningkat signifikan di tahun-tahun remaja.
Umur 9, menjadi gelar akademik motivasi intrinsik telah dikembangkan, di mana setiap sebelum usia untuk menjabat memperkirakan umur yang berlaku. Akademik motivasi intrinsik tampaknya mengalami perkembangan kumulatif sebab sebelumnya setiap umur tidak hanya langsung memprediksi berikutnya usia, tetapi juga dampak motivasi sepanjang seluruh umur tidak langsung melalui berbagai efek. Individu dari relatif
posisi yang berkaitan dengan tingkat akademis intrinsik motivasi predictable menjadi lebih dari waktu ke waktu.

Selain temuan-temuan mengenai kontinuitas dari akademik intrinsik motivasi anak-anak dari usia 9 melalui 17 tahun, ada pula analisis sebelumnya menunjukkan stabilitas akademik intrinsik dari motivasi usia 7 sampai 9 tahun dengan Y-CAIMI pada usia 7 dan 8 CAIMI tahun dan pada usia 9 (Gottfried, 1990). Itu mengungkapkan bahwa hasil akademik intrinsik motivasi pada usia 7 dan 8 tahun menggunakan Y-CAIMI menunjukkan konsistensi dengan akademik intrinsik motivasi pada usia 9 tahun dengan menggunakan CAIMI. Anak-anak yang lebih tinggi akademik intrinsik motivasi pada usia 7 tahun dan 8 cenderung memiliki tingkat motivasi pada usia 9 tahun, juga. Hubungan ini cenderung meningkat di besarnya dari usia 8 sampai 9 dibandingkan
untuk usia 7 hingga 9, yang mencari orang-orang konsisten dengan laporan
diatas mengenai peningkatan kontinuitas melalui berbagai usia 17 tahun melalui 9.

Analisis regresi dengan anak usia dini dari indeks kemahiran kognitif motivasi pada Bayley Bayi Merekam perilaku seperti yang dijelaskan sebelumnya (Gottfried & Gottfried, 1994; A.W. Gottfried dkk., 1994) menunjukkan bahwa masa penguasaan motivasi (18 + 24 bulan) signifikan prediksi TK penguasaan motivasi (30 + 36 + 42
bulan); TK kejagoan motivasi signifikan prediksi usia sekolah penguasaan motivasi (60 + 72 bulan); usia sekolah dan penguasaan motivasi signifikan prediksi usia 9 akademik motivasi intrinsik (diukur dengan Lain-lain-Verbal komposit). Temuan ini menunjukkan bahwa kemahiran kognitif motivasi dihitung sebagai awal masa kanak-kanak berkorelasi merupakan awal dari pendahulu dan pembangunan masa depan akademik intrinsik motivasi.

Untuk meringkas, kontinuitas dari ajaran intrinsik membangun motivasi memberikan dukungan untuk mengembangkan membangun motivasi yang berbakat oleh mendemonstrasikan bahwa akademik intrinsik motivasi konsisten, predictable, dan
stabil. Stabilitas akademik motivasi intrinsik telah didirikan untuk akhir dari anak remaja, dengan awal pembangunan precursors dari penguasaan motivasi mendemonstrasikan
stabilitas, juga. Kestabilan akademik intrinsik motivasi meningkat selama masa remaja. Lebih jauh, temuan-temuan untuk akademik intrinsik motivasi yang konsisten dengan temuan lainnya yang melibatkan psikologis constructs seperti kepribadian (Roberts & DelVecchio, 2000), perangai (Guerin & Gottfried, 1994; Guerin, Gottfried, Oliver, & Thomas, 2003), kompetensi kepercayaan (Wigfield dkk., 1997) dan intelijen (Asendorpf, 1992).

Aspek Lingkungan Akademik Motivasi Intrinsik yang Jelas Bagi Guru-Guru

Dalam dua studi, guru diminta untuk menilai tingkat akademik intrinsik motivasi dari masing-masing siswa untuk menentukan apakah guru akan penilaian yang berkaitan dengan siswa sendiri laporan akademik intrinsik motivasi menggunakan
yang CAIMI (A. E. Gottfried, 1985, 1990). Pada belajar, kelima siswa melalui kedelapan grader, dan guru nilai siswa motivasi dalam membaca, matematika, sosial penelitian, ilmu pengetahuan dan di sekolah umum. Dalam kedua belajar, guru, nilai akademik dari motivasi intrinsik mereka yang pertama, kedua dan ketiga grader di bidang membaca,
matematika, dan di sekolah umum (ini adalah daerah di YCAIMI). Di kedua studi, guru penilaian dari motivasi yang positif dan signifikan berkorelasi dengan siswa penilaian sendiri pada CAIMI dan Y-CAIMI, dengan yg dpt menembus paling signifikan terjadi guru peringkat umum dari motivasi intrinsik akademik.Sangat subyek kekhususan daerah terjadi karena guru dan siswa penilaian dari matematika motivasi untuk kelima melalui kedelapan grader. Sejak motivasi siswa adalah jelas dan terukur oleh guru, siswa dengan motivasi yang berbakat mungkin diakui. Temuan ini juga memberikan dasar untuk intervensi untuk mendukung pengembangan beredar motivasi siswa karena guru dapat mengenali mengenali unsur-unsur intrinsik motivasi akademik, sehingga mereka dapat melaksanakan praktek-praktek pendidikan untuk mengembangkan giftedness dalam motivasi.

Praktik Motivasi Orangtua dan Lingkungan Rumah

Dampak lingkungan akademik motivasi intrinsik, juga, dan hal ini dapat menjadi kunci untuk mengembangkan tingkat tinggi motivasi, atau gifted motivasi. Selanjutnya, kami pernah diusulkan anak-anak yang berbakat berusaha lebih tekanan pada orang tua mereka untuk beberapa jenis penyuburan kognitif, dan hal ini dapat menjadi bagian dari keuntungan Motivational khusus bagi mereka.

Dalam dua studi sebelumnya, kami telah memeriksa dua aspek lingkungan anak. Gottfried, Fleming, dan Gottfried (1994) digunakan untuk struktural equation modeling
menguji teori bahwa anak-anak akademis intrinsik motivasi lebih besar jika orang tua mereka menggunakan tugas-intrinsik Motivational praktek, yaitu praktek yang mendorong rasa ingin tahu, kemelitan, tugas dan keterlibatan. Di lain tangan, kami memperkirakan bahwa anak-anak akademis intrinsik motivasi akan inversely orang tua yang berkaitan dengan penggunaan -tugas penting Motivational praktek, yaitu menggunakan konsekuensi eksternal tergantung pada kinerja anak-anak, seperti memberikan uang atau mainan anak-anak yang ketika baik dan menghapus hak ketika mereka lakukan buruk.Ini adalah longitudinal studi di mana kita diukur ibu ' Motivational praktik pada usia 9 dan anak-anak akademis intrinsik motivasi pada umur 9 dan 10, serta prestasi pada usia 10. Hasil mendukung hipotesa. Parental Motivational signifikan telah praktek langsung terhadap anak-anak akademis intrinsik motivasi, dengan tugas-praktik intrinsik memiliki dampak positif dan taskextrinsic praktek-praktek yang memiliki dampak negatif. Anak-anak telah akademik yang signifikan lebih besar bila motivasi intrinsik intrinsik tugas-praktek yang digunakan, dan sebaliknya, telah akademik rendah bila motivasi intrinsik-tugas penting praktek-praktek yang digunakan, seperti yang ditunjukkan oleh jalan setapak yang signifikan.

Lebih lanjut, akademik intrinsik dan motivasi yang positif signifikan yang berkaitan dengan motivasi dan kemudian prestasi 1 tahun kemudian. Kebiasaan orang tua tidak hanya motivasi contemporaneously langsung berdampak pada usia 9, tetapi juga, satu tahun kemudian, tidak langsung berdampak baik motivasi dan prestasi di usia 10 sampai usia 9 motivasi. Oleh karena itu, motivasi intrinsik akademik yang jangka panjang
dampak pada dirinya sendiri dan berprestasi, dan orang tua Motivational praktek membosankan signifikan hubungan langsung ke berikutnya motivasi dan prestasi melalui contemporaneously diukur motivasi. Hal ini berlaku untuk kedua-dua komposit Umum Math-Verbal dan model-modelnya.Temuan ini memberikan bukti jelas bahwa orang tua mereka mensosialisasikan anak-anak akademis motivasi intrinsik melalui dorongan dari rasa ingin tahu, kegigihan, dan dari penguasaan sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas. Di sisi lain, orang tua praktek menekankan bahwa kontrol eksternal seperti penyediaan imbalan atau tekanan-praktek yang berorientasi ke yg anak intrinsik motivasi akademik dan akademik prestasi. Jelas di sini adalah salah satu jalan untuk intervensi untuk membantu mendukung gifted motivasi melalui dorongan dari orang tua menggunakan strategi yang hakiki.

Studi lain yang bersangkutan dampak yang intelektual merangsang rumah di lingkungan akademik intrinsik motivasi dari usia 8 sampai 13. Gottfried, Fleming, dan Gottfried (1998) digunakan untuk struktural equation modeling menguji hipotesa yang positif memprediksi lingkungan rumah akademik motivasi intrinsik melalui periode ini. Sebuah
laten variabel yang digunakan untuk lingkungan yang terdiri dari gabungan dari item pengukuran cognitively merangsang rumah lingkungan (misalnya, merangsang kegiatan dan bahan-bahan) dari HOME Skala (Bradley, Caldwell, Rock, Hamrick, & Harris, 1988); Keluarga Skala Lingkungan (Moos & Moos, 1994), dan kami Home Lingkungan
Survey (AW Gottfried dkk., 1994), yang semuanya telah telah diukur pada usia 8. Akademik motivasi intrinsik diukur pada usia 9, 10, dan 13 tahun.Hasil didukung hipotesa yang menunjukkan bahwa lingkungan rumah yang membangkitkan semangat mempunyai signifikan, positif langsung ke jalan berikutnya akademik intrinsik motivasi pada usia 9, yang dalam gilirannya berdampak pada motivasi tahun. Ini hasil yang konsisten untuk kedua Umum-Verbal Model motivasi, serta Math model. Signifikan efek tidak langsung juga diperoleh antara lingkungan dan motivasi selama jangka waktu, menunjukkan bahwa lingkungan dipengaruhi motivasi melalui usia 13 melalui sebelumnya motivasi. Oleh karena itu, sampai batas-batas yang stimulasi kognitif hadir di rumah, motivasi intrinsik akademik dapat diharapkan akan lebih tinggi. Gifted motivasi baik Mei dikaitkan dengan jenis lingkungan rumah yang disediakan. Mendukung usulan ini adalah kenyataan bahwa, di Fullerton Studi longitudinal, lingkungan rumah yang intelektual anak-anak berbakat yang signifikan lebih merangsang daripada mereka yang dibandingkan anak-anak (A. W. Gottfried dkk., 1994).Merangsang lingkungan harus dengan melayani untuk meningkatkan akademik intrinsik melalui motivasi eksposur belajar berorientasi akademis dan kesempatan kegiatan dan perangkat tambahan dari anak-anak dari orientasi menuju kenikmatan belajar melalui terlibat dan penilaian kegiatan. Oleh karena itu, anak-anak dengan lingkungan keluarga yang lebih tinggi adalah mereka stimulasi kognitif mengembangkan rasa ingin tahu yang besar, keinginan untuk mencari, dan, dengan itu, yang menikmati proses belajar dan keinginan untuk master. Ini adalah aspek motivasi berbakat, dan pengajaran bagaimana orang tua memberikan stimulasi seperti itu dapat dianggap campur tangan.

Dalam pekerjaan sebelumnya (A.W. Gottfried dkk., 1994), ia hypothesized lanjutan intelektual anak-anak yang akan lebih gigih meminta ekstrakurikuler di stimulasi
dan membuat tuntutan pada orang tua untuk memberikan tambahan kegiatan. Ketika anak-anak adalah 8 tahun, orang tua dilaporkan pada jumlah pelajaran, olahraga, klub, dan hobi anak-anak mereka meminta. Gifted anak diminta signifikan lebih banyak dibandingkan anak-anak dari kegiatan dalam bidang pelajaran, klub, dan hobi, tapi tidak olahraga.Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berbakat mencari lebih lingkungan
stimulasi daripada anak-anak lain dan menyediakan lebih mendukung untuk membangun motivasi gifted lantaran sebagai motivasi intrinsik yang lebih besar akan diharapkan
meningkatkan rangsangan mencari anak-anak. Dalam sebuah studi baru-baru ini,
Raine, Reynolds, Venables, dan Mednick (2002) mirip menemukan bahwa stimulasi dalam mencari anak-anak TK adalah berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif anak di kemudian hari, dan peneliti tersebut mengemukakan bahwa perilaku eksplorasi
mungkin tanda untuk rasa ingin tahu, yang lebih mendukung kami bekerja.
Kesimpulan

Berdasarkan analisis konseptual motivasi bakat yang disajikan di sini,termasuk buktinya, kami mengusulkan bahwa motivasi dianggap sebagai jenis pemberian sendiri, bukan pernyataan yang berasal hanya dari akal, tetapi karena proses sendiri yang terpisah dan perlu diidentifikasi sebagai awal dalam kehidupan dan mungkin berkelanjutan melalui rangsangan taskendogenous dan lingkungan sekolah. Selanjutnya, kami mengemukakan bahwa motivasi berbakat adalah proses pembangunan, muncul sebagai awalan di masa kanak-kanak. keterlibatan yang menyenangkan bagi Anak-anak yang mendapatkan tugas pada usia dini lebih mungkin untuk terus membenamkan diri dalam tugas-tugas yang kognitif
memberikan peningkatan tingkat stimulasi (Gottfried & Gottfried, 1996). Akademik intrinsik adalah motivasi yang terpisah konsepsi yang juga dapat memfasilitasi pengembangan giftedness di domain lainnya, sebagai anak-anak yang lebih motivasi akan lebih antusias terlibat dalam diri proses belajar dari masa kanak-kanak sampai remaja.

Berikut ini adalah ringkasan Motivational fitur mendukung landasan untuk membangun dan mengembangkan gifted motivasi:

1. Menunjukkan anak-anak berbakat intelektual yang unggul dalam motivasi lewat dari masa remaja akhir. Lewat dari masa remaja, anak-anak yang teridentifikasi berbakat intelektual sebagai bukti kegigihan unggul, perhatian, keingintahuan, kesenangan belajar,danorientasiterhadappenguasaandantantangan.
2. Di atas dan di luar IQ, akademik motivasi intrinsik melahirkan yang unik, signifikan,dan hubungan positif untuk berbagai indeks prestasi akademik seluruh anak,termasuk pencapaian standar tes nilai, guru dan orangtua peringkat pencapaian,kumulatifdanGPAdarisekolahmenengah.
3. Akademik intrinsik adalah motivasi yang stabil membangun beberapa waktu yang peningkatanstabilitasselamamasaremaja.
4. Aspek lingkungan terkait dengan akademik intrinsik motivasi. Guru dapat mendeteksi akademik motivasi intrinsik, yang berhubungan signifikan untuk siswa penilaian sendiri. Akademik adalah motivasi intrinsik berdampak oleh jenis Motivational praktek yang digunakan oleh orangtua, serta stimulasi dari lingkungan rumah. Hal ini berdampak positif oleh tugas intrinsik praktek rumah dan lingkungan tinggi dalam kognitif
stimulasi. Gifted adalah anak-anak juga cenderung mencari stimulasi.


Mempertimbangkan Implikasi dari Motivasi Bakat

Konseptualisasi bakat ini dimaksudkan motivasi bertindak sebagai heuristis-mengusulkan untuk perkembangan gagasan baru untuk mendorong penyelidikan lebih lanjut tentang bagaimana motivasi merupakan daerah giftedness. Oleh karena itu, karya ini mewakili awal usaha. Sedangkan saat ini telah conceptualization difokuskan pada motivasi intrinsik akademik, penting untuk belajar dan generalisasi ke area lain dari motivasi untuk menentukan luas dan kedalaman membangun ini. Ini adalah penting untuk umum yang bekerja di luar akademik intrinsik motivasi untuk maju yang lebih umum membangun. Selain itu, beberapa teori terkait Motivational pribadi yang berfokus pada bakat dan menentukan tujuan hidup (Bulan, 2000, 2002) atau kehendak (Corno, 1993; Corno & Kanfer, 1993) mungkin relevan untuk diperiksa, terutama sehubungan dengan memutar motivasi sangat tinggi terhadap tindakan. Oleh karena itu, kami menyarankan agar peneliti lainnya mencari konsep tentang ini untuk memeriksa seluruh domain motivational untuk menentukannya secara umum.

Generalisasi akan keprihatinan subjek untuk penduduk yang membangun motivasi yang berbakat berlaku. Ini harus membangun direplikasi dan umum lain dalam populasi berbagai status sosial ekonomi, etnis etnis, kemampuan, bakat dan daerah, misalnya, untuk menentukan yang umum dari suatu konsepsi. Gifted motivasi wilayah seperti ini sebagai seni, musik, atau olahraga akan sangat penting, karena baik.

Lain bidang penelitian masa depan akan fokus pada individu dengan sangat tinggi dan motivasi mereka meneliti pembangunan / pendidikan sejarah dan masa depan hasil.
Kami telah mulai memeriksa seperti tren kita sendiri longterm longitudinal penelitian (Cook, Morris, Gottfried, & Gottfried, 2003; Gottfried, Gottfried, Cook, & Morris, dalam
tekan).

Yang penting untuk mengidentifikasi berbakat sebagai motivasi meliputi membangun diterapkan keprihatinan, juga. Kemungkinan meliputi penyediaan sarana untuk meningkatkan atau mendukung Motivational giftedness menggunakan strategi untuk meningkatkan anak-anak motivasi. Mempertimbangkan motivasi bentuk giftedness
memberikan kesempatan lain untuk identifikasi dan pemrograman, saran yang diusulkan sebelumnya (Clinkenbeard, 1996; Gottfried & Gottfried, 1996). Memberikan yang lebih
termasuk pandangan giftedness, tidak terbatas pada satu definisi memfokuskan pada kecerdasan atau bakat sendiri. Mudah-mudahan, pendidik akan mengembangkan program untuk kedua berbakat dan reguler pendidikan yang menekankan Motivational intervensi,
seperti memberikan tingkat yang optimal untuk setiap tantangan anak. Hal ini dimaksudkan bahwa intervensi akan merangsang siswa kenikmatan dari proses pembelajaran dan penguasaan strivings, maka mereka akademik dan motivasi intrinsik.

Reguler pendidikan, serta program untuk gifted, disebutkan karena ada banyak anak-anak berbakat yang biasa pendidikan kelas karena keterbatasan program dan sumber daya mereka di sekolah. Selanjutnya, beberapa anak-anak tidak dapat mencapai potensi mereka berbakat, dan Motivasi untuk memberikan peningkatan pendidikan di reguler
akan memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan itu. Awal penyediaan dari perangkat tambahan motivasi bagi semua siswa Mei membantu mencegah underachievement, termasuk di antara berbakat intelektual.

Meminta sekolah untuk meningkatkan bidang identifikasi dari giftedness menyertakan membutuhkan motivasi yang praktis berarti untuk mencapai hal ini. Mungkin penggunaan sesuai instrumen, seperti CAIMI, dari pengamatan langsung
perilaku siswa, pengetahuan tentang sebelum termotivasi accomplishments,
atau portofolio dari accomplishments dapat digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat dengan motivasi. Ini merupakan daerah di mana tantangan peneliti dan pendidik akan perlu mengembangkan metode identifikasi. Sekolah kabupaten Mei berusaha untuk mengembangkan sendiri referensi norma setempat yang mungkin juga berbeda sesuai dengan isi domain yang menarik. Giftedness di bidang motivasi dapat memperluas
nurturing dan pengakuan dari giftedness dalam individu yang harus mengatasi hambatan sosial, seperti perempuan (Noble, Subotnik, & Arnold, 1999) atau lainnya underrepresented kelompok. Oleh karena itu, akses ke pendidikan lebih luas kesempatan
Mei hasilnya.

Manifestasi yang berbakat motivasi di seluruh jangka hidup telah menjadi opini dan disajikan dalam berita media, dan contoh nyata dari individu mengatasi kesulitan atau mencapai melalui kegigihan dan berjuang tampaknya abound. Misalnya, seorang laki-laki tunawisma yang pada akhirnya his college degree dimana dia "dibezakan oleh. . . sebuah
all-consuming komitmen kepada studi "(Leovy, 1999, hal A28). Siswa sekolah yang tinggi dengan semangat untuk matematika menerbitkan buku matematika dan masalah ini untuk disumbangkan sekolah, yang menyatakan bahwa "It's my passion, my love. . . . Ketika saya bangun di pagi hari ada apa-apa saya lebih suka melakukan daripada
mengejar matematika teori "(Gale, 1998, halaman B2). J-102 tahun dokter untuk terus bekerja. Dia juga memegang empat doctorates, mengembangkan Sunderman Gula Tube, dan diputar biola Stradivarius pada 1694 untuk merayakan ulang tahunNya 100..
"Jika saya tidak melakukan ini, apa lagi yang akan saya lakukan?" Ia bertanya
(Martin, 2001, halaman B1).

Discoveries melebihi orang-orang yang profesional, dan "mereka gairah akan mengetahui, konsentrasi intensif, dan segar perspektif dapat membuat untuk kurangnya pelatihan khusus. . . amateurs mungkin akan lebih termotivasi daripada banyak profesional " (Cole, 1998, hal A14). J penasihat karir kepada Jane Goodall bahwa dia berencana untuk melakukan perjalanan ke Afrika untuk belajar margasatwa
yang tidak pantas. Daripada nasihat pelajaran ini, ia ikut dia semangat dengan penetapan. "Saya tidak pernah, pernah thought about giving up. . . . I just tackled setiap kesulitan
satu per satu "(Vaughn, 2000, hal W4).

Unggul motivasi dapat berlaku untuk sosial dan politik lapangan, juga, seperti tersebut dan keuletan kami pemimpin untuk meniru kontemporer perubahan dalam masyarakat kita seperti sebagai hak-hak sipil dan hak-hak perempuan pergerakan. Anecdotally juga, pada hadiah Nobel Simposium (Oktober, 2001) selama pertemuan di California
Nobel Centennial, dengan tema umum yang pengalaman dari Nobel Laureates adalah passion atau doggedness untuk memecahkan teka-teki alam di atas semua orang lain. Itu
hadiah yang kedua. Ini memberikan contoh nyata dari gifted motivasi dalam berbagai cara, baik dari dikenal dengan pengalaman sehari-hari. Jadi, dalam common sense
cara dan logis, kami menerima dan membahas motivasi gifted, tetapi belum pernah belajar sebagai ilmiah domain.

Dengan mengembangkan dan membangun termasuk yang berbakat motivasi, diharapkan bahwa konsep dari giftedness adalah diperluas di luar kemampuan untuk mengaktifkan anak-anak untuk mengembangkan hadiah khusus mereka. Oleh campur untuk meningkatkan motivasi di sebuah usia dini, kami mungkin dapat membuat perbedaan dalam kehidupan semua anak. Pengajaran keinginan untuk belajar mungkin sebagai
penting sebagai pengajaran keterampilan akademik

Daftar Pustaka
Achenbach, T. M. (1991a). Manual for the Child BehaviorChecklist/4-18 and 1991 Profile. Burlington: University ofVermont, Department of Psychiatry.
Achenbach, T. M. (1991b). Manual for the Teacher’s Report Formand 1991 Profile. Burlington: University of Vermont,Department of Psychiatry.
Asendorpf, J. B. (1992). Continuity and stability of personalitytraits and personality patterns. In J. B. Asendorpt & J. Valsiner(Eds.), Stability and change in development: A study of methodologicalreasoning (pp. 116–142). Newbury Park, CA: Sage.
Bayley, N. (1969). Bayley scales of infant development. New York:Psychological Corporation.Bradley, R. H., Caldwell, B. M., Rock, S. L., Hamrick, H. M.,
& Harris, P. (1988). Home observation for measurement ofthe environment: Development of a home inventory for usewith families having children 6 to 10 years old. ContemporaryEducational Psychology, 82, 58–71.
Clinkenbeard, P. R. (1996). Research on motivation and the gifted: Implications for identification, programming, andevaluation. Gifted Child Quarterly, 40, 220–221.
Cole, K. C. (1998, March 11). Beating the pros to the punch. Los Angeles Times, pp. A1, A14.Cook, C., Morris, P., Gottfried, A. W., & Gottfried, A. E.
(2003, April). Educational characteristics of highly academically motivated adolescents: A longitudinal analysis. Poster session presented at the biennial meeting of the Society for Research inChild Development, Tampa, FL.Corno, L. (1993). The best-laid plans: Modern conceptions ofvolition and educational research. Educational Researcher, 22,
14–22.Corno, L., & Kanfer, R. (1993). The role of volition in learningand performance. In L. Darling-Hammer (Ed.), Review ofresearch in education (pp. 301–341). Washington, DC:American Educational Research Association.Dai, D. Y., Moon, S. M., & Feldhusen, J. F. (1998).Achievement motivation and gifted students: A social cognitive
perspective. Educational Psychologist, 33, 45–63.Davis, H. G., & Connell, J. P. (1985). The effect of aptitude andachievement on the self-system. Gifted Child Quarterly, 29,
131–136.Draper, N. R., & Smith, H. (1998). Applied regression analysis.
New York: Wiley.Feldhusen, J. F. (1986). A conception of giftedness. In R. J.
Sternberg (Ed.), Conceptions of giftedness (pp. 112–127). NewYork: Cambridge University Press.Feldhusen, J. F., & Jarwan, F. A. (2000). Identification of gifted
and talented youth for educational programs. In K. A.Heller, F. J. Mönks, R. J. Sternberg, & R. F. Subotnik
(Eds.), International handbook of giftedness and talent (2nd ed.,pp. 271–282). New York: Elsevier.
Gagné, F. (2000). Understanding the complex choreography oftalent development through DMGT-based analysis. In K.A. Heller, F. J. Mönks, R. J. Sternberg, & R. F. Subotnik(Eds.), International handbook of giftedness and talent (2nd ed.,pp. 67–79). New York: Elsevier.Gagné, F., & St. Père, F. (2002). When IQ is controlled, does
motivation still predict achievement? Intelligence, 30,71–100.Gale, E. (1998, November 11). The formula for math mirth. LosAngeles Times, p. B2.Gottfried, A. E. (1985). Academic intrinsic motivation in elementary
and junior high school students. Journal ofEducational Psychology, 77, 631–645.Gottfried, A. E. (1986). Children’s academic intrinsic motivationinventory. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources.
Gottfried, A. E. (1990). Academic intrinsic motivation in youngelementary school children. Journal of Educational Psychology,82, 525–538.Gottfried, A. E. (1998, April). Academic intrinsic motivation in highschool students: Relationships with achievement, perception of competence,and academic anxiety. Paper presented at the annual
meeting of the American Educational Research Association,
San Diego, CA.Gottfried, A. E. (2001, August). Gifted motivation. Esther KatzRosen Lecture on Gifted Children and Adolescents presentedat the annual meeting of the American Psychological
Association, San Francisco.Gottfried, A. E., Bathurst, K., & Gottfried, A. W. (1994). Role of maternal and dual-earner employment status in children’sdevelopment: A longitudinal study from infancy through
early adolescence. In A. E. Gottfried & A. W. Gottfried(Eds.), Redefining families: Implications for children’s development(pp. 55–97). New York: Plenum.Gottfried, A. E., Fleming, J. S., & Gottfried, A. W. (1994). Role
of parental motivational practices in children’s academicintrinsic motivation and achievement. Journal of Educational
Psychology, 86, 104–113.Gottfried, A. E., Fleming, J. S., & Gottfried, A. W. (1998). Role
of cognitively stimulating home environment in children’sacademic intrinsic motivation: A longitudinal study. Child
Development, 69, 1448–1460.Gottfried, A. E., Fleming, J. S., & Gottfried, A. W. (2001).
Continuity of academic intrinsic motivation from childhoodthrough late adolescence: A longitudinal study. Journal
of Educational Psychology, 93, 3–13.Gottfried, A. E., & Gottfried, A. W. (1994, August). Continuity
of intrinsic motivation from infancy through early adolescence. Paperpresented at the annual meeting of the American
Psychological Association, Los Angeles.Gottfried, A. E., & Gottfried, A. W. (1996). A longitudinal study
of academic intrinsic motivation in intellectually gifted children:
Childhood through adolescence. Gifted ChildQuarterly, 40, 179–183.
Gottfried, A. W. (1985). Measures of socioeconomic status inchild development research: Data and recommendations.
Merrill-Palmer Quarterly, 31, 85–92.Gottfried, A. W., & Gottfried, A. E. (1984). Home environment
and cognitive development in young children of middlesocioeconomic-status families. In A. W. Gottfried (Ed.),
Home environment and early cognitive development: Longitudinalresearch (pp. 57–115). New York: Academic Press.
Gottfried, A. W., Gottfried, A. E., Bathurst, K., & Guerin, D.
W. (1994). Gifted IQ: Early developmental aspects. New York:Plenum.
Gottfried, A. W., Gottfried, A. E. Bathurst, K., Guerin, D. W.,& Parramore, M. (2003). Socioeconomic status in children’s development and family environment: Infancythrough adolescence. In M. H. Bornstein & R. H. Bradley
(Eds.), Socioeconomic status, parenting, and child development (pp.
189–207). Mahwah, NJ: Erlbaum.Gottfried, A. W., Gottfried, A. E., Cook, C., & Morris, P. (in press).
Educational characteristics of adolescents with gifted academicintrinsic motivation: A longitudinal investigation from schoolentry through early adulthood. Gifted Child Quarterly.
Gruber, H. E. (1986). The self-construction of the extraordinary.In R. J. Sternberg & J. E. Davidson (Eds.). Conceptionsof giftedness (pp. 247–263). New York: Cambridge
University Press.Guerin, D. W., & Gottfried, A. W. (1994). Developmental stability
and change in parent reports of temperament: A ten year longitudinal investigation from infancy through preadolescence.Merrill-Palmer Quarterly, 40, 334–355.Guerin, D. W., Gottfried, A. W., Oliver, P., & Thomas, C.
(2003). Temperament: Infancy through adolescence. New York:Kluwer Academic/Plenum.
Henderson, B. B., Gold, S. R., & McCord, M. T. (1982).Daydreaming and curiosity in gifted and average children
and adolescents. Developmental Psychology, 18, 576–582.Hom, H. (1988, March). Motivational orientation of the gifted student,threat of evaluation, and impact on performance. Paper presentedat the biennial meeting of the Society for Research inChild Development, New Orleans, LA.Lens, W., & Rand, P. (2000). Motivation and cognition: Their
role in the development of giftedness. In K. A. Heller, F. J.Mönks, R. J. Sternberg, & R. F. Subotnik, (Eds.),
International handbook of giftedness and talent (2nd ed., pp.193–202). New York: Elsevier.
Leovy, J. (1999, May 14). Skid Row’s El Estudiante is now ascholar. Los Angeles Times, pp. A1, A28.
Li, A. K. F. (1988). Self-perception and motivational orientationin gifted children. Roeper Review, 10, 175–180.
Martin, D. (2001, January 14). To be old, gifted and employed isno longer rare. The New York Times, pp. B1, B12.
Matheny, A. P. (1980). Bayley’s Infant Behavior Record:Components and twin analysis. Child Development, 51,
1157–1167.Moon, S. M. (2000, May). Personal talent: What is it and how can
we study it? Paper presented at the fifth biennial Henry B.and Joycelyn Wallace National Research Symposium onTalent Development, University of Iowa, Iowa City.Moon, S. M. (2002, November). Personal talent. Paper presentedat the annual meeting of the National Association for Gifted
Children, Denver, CO.Moos, R. H., & Moos, B. S. (1994). Family Environment Scalemanual. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press.Noble, K. D., Subotnik, R. F., & Arnold, K. D. (1999). To thine
own self be true: A new model of female talent development.Gifted Child Quarterly, 43, 140–149.
Nobel Laureate Symposium. (2001, October). Symposium conductedat the meeting of the California Nobel Prize
Centennial, San Francisco, CA.Pyryt, M. C. (2000). Talent development in science and technology.
In K. A. Heller, F. J. Mönks, R. J. Sternberg, & R.
F. Subotnik (Eds.), International handbook of giftedness and talent2nd ed., pp. 427–437). New York: Elsevier.Raine, A., Reynolds, C., Venables, P. H., & Mednick, S. (2002).Stimulation seeking and intelligence: A prospective longitudinalstudy. Journal of Personality and Social Psychology, 82,663–674.Renzulli, J. S. (1986). The three-ring conception of giftedness:A developmental model for creative productivity. In R. J.Sternberg & J. E. Davidson (Eds.), Conceptions of giftedness(pp. 53–92). New York: Cambridge University Press.
Roberts, B. W., & DelVecchio, W. F. (2000). The rank-orderconsistency of personality traits from childhood to old age:A quantitative review of longitudinal studies. Psychological
Bulletin, 126, 3–25.Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2001). Using multivariate statistics.Boston: Allyn and Bacon.
Vallerand, R. J., Gagné, F., Senecal, C., & Pelletier, L. G. (1994).A comparison of the school intrinsic motivation and perceivedcompetence of gifted and regular students. GiftedChild Quarterly, 38, 172–175.
Vaughn, S. (2000, September 17). Sheer determination carriedJane Goodall on her unlikely path. Los Angeles Times, pp.W1, W3.Wechsler, D. (1974). Manual for the Wechsler Intelligence Scale forChildren. San Antonio, TX: Psychological Corporation.Wigfield, A., Eccles, J. S., Yoon, K. S., Harold, R. D., Arbreton,A. J. A., Freedman-Doan, C., et al. (1997). Changes in children’scompetence beliefs and subjective task values across the elementary school years: A 3-year study. Journal ofEducational Psychology, 89, 451–469.
Woodcock, R. W., & Johnson, M. B. (1977). Woodcock-Johnson psycho-educational battery. Allen, TX: DLM Teaching Resources.Woodcock, R. W., & Johnson, M. B. (1989). Woodcock-Johnsonpsycho-educational battery–Revised. Allen, TX: DLM TeachingResources.Ziegler, A. & Heller, K. A. (2000). Conceptions of giftednessfrom a meta-theoretical perspective. In K. A.Heller, F. J.Mönks, R. J. Sternberg, & R. F. Subotnik, (Eds.),International handbook of giftedness and talent (2nd ed., pp3–21). New York: Elsevier.

Catatan Pengarang

Penelitian ini didukung sebagian dengan pemberian izin oleh fakultas penelitian dari California State University,Northridge: California State University, Fullerton; The Spencer Foundation; and the Thrasher Foundation.

Sebagian dari naskah ini dipersembahkan ketika Esther Katz Rosen diundang pertemuan dosen ketika acara Gifted Children and Adolescents,American Psychological Association, San Francisco pada Agustus 2001.

Ucapan terima kasih ditujukan untuk Gottfried, Kay Bathurst. Diana Guerin,Nancy Robinson, dan kepada seluruh partisipan penelitian serta seluruh keluarga untuk semua bantuan yang diberikan melalui berbagai bentuk.

Catatan Akhir

1. Sebagai awalan dari kemunduran-kemunduran pada beberapa variabel pilihan untuk menentukan apakah perubahan variabel itu secara jelas,berunsur negatif dan mencontohkan keluaran yang ada dapat mengubah keluaran pula. Membandingakan hasil dari penelitian ini dengan analisis yang tidak menggunakan data ubahan menunjukkan hasil dari bantuan pemberian motivasi terhadap prestasi terlihat hampir memiliki penganalisisan yang bersebrangan meskipun pada beberapa prediksi (R,beta) memiliki peranan yang lebih tinggi didalam ubahan analisis tersebut, dan hanya dibeberapa contoh, motivasi dapat dengan jelas memberikan perubahan (laporan orangtua pada penghargaan science di usia 17 tahun). Hasil IQ dan jenis kelamin terlihat bersebrangan pada analisis yang diubah maupun yang tidak diubah.Sejak analisis yang ditransformasikan diterapkan hanya pada variabel dan tidak pada sitem yang menggunakan dasar puluhan pada penghitungannya (Daper&Smith,1998;Tabachnick&Fidell,2001),dan dibeberapa pandangan lebih banyak mirip dengan hasil motivasi dan semua variabel lainnya meskipun dengan pandangan yang miring dan keluaran yang ada termasuk tanpa variabel ubahan,kami memutuskan untuk tidak menggunakan segala kemunduran pada sistem penghitungan yang semestinya, dimana dibenarkan pula oleh semua CAIMI dan analisis studi longitudinal yang dilaporkan. Kami merasa dengan menggunakan penghitungan yang semestinya menghasilakan dukungan yang lebih nyata bagi pemberian motivasi. Sejauh ini, karena sudah ada lebih dari 17.000 variabel yang dipelajari, kami merasa aka n ada masalah dalam pengartian jika kita menggunakan ubahan untuk beberapa variabel dan tidak untuk variabel lainnya.

Hasil pada usia 9,13,dan 17 tahun dilaporkan Esther Katz rosen Lecture(Gottfried,2001). Analisis di usia 10 dan 16 sangat berhubungan dengan makalah sebelumnya,yaitu pada laporan dosen mengenai studi sosial dan prestasi science di usia 9 tahun.
2.Dimana diawal penemuan mengindikasi bahwa motivasi intrinsik memprediksi bahwa presatasi tidak terkait dengan IQ, studi dari Gagne dan St.Pere(2002) tidak ditemukan bahwa dalam pengukuran motivasi intrinsik memprediksi prestasi diluar kemampuan,dimana murid dan laporan dari orang tua meyakini tidak memperlihatkan hubungan itu pula.Bagaimanapun studi dari Gagne dan St.Pere berdasarkan para wanita yang berada di tingkat 8 yang mengikuti sekolah pribadi khusus. Para pengajar mereka sendiri menyatakan bahwa hasil dari prediksi kekuatan motivasi memiliki perbedaan dalam contoh variasi pada kemampuan dan motivasi. Sejauh ini, studi dari Gagne dan St.Pere tidak sejalan dengan waktu yang berkala, maupun pengukuran subjektif yang dapat menghindari analisis yang tepat.