Rabu, 06 Mei 2009

Anak Usia Dini Belum Bersekolah

SURABAYA - Genjot Sosialisasi, Dispendik Gandeng RT-RW Kurangnya pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini (PAUD) bisa jadi merupakan salah satu penyebab jenjang sekolah itu belum diminati. Buktinya, jumlah anak yang seharusnya masuk PAUD di Kota Surabaya masih sangat tinggi.

Menurut data dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 529.595 anak. Di antara angka itu, ada 15.842 anak bersekolah di jenjang PAUD, di kelompok bermain (KB) atau playgroup (PG) 14.307 anak, dan di taman kanak-kanak (TK) 77.117 anak.
Dengan demikian, ada 422.329 anak usia dini yang belum bersekolah. Bisa jadi, hal itu salah satunya disebabkan kebanyakan orang tua hanya mengetahui bahwa pendidikan pertama untuk anak-anak adalah jenjang TK atau untuk kalangan atas dikenal pre-school.

''Karena itulah, kami akan mengadakan sosialisasi tentang PAUD ke masyarakat. Biar mereka mengetahui dan bisa memanfaatkan jenjang pendidikan tersebut,'' jelas Kepala Dispendik Surabaya Sahudi.

Dia mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui pasti data 422.329 anak yang belum bersekolah ke jenjang PAUD, KB/PG, atau TK itu. ''Namun, mungkin karena tidak mampu atau mereka memang baru berusia 0-2 tahun,'' ungkapnya.

Jika sebagian besar di antara mereka belum bersekolah karena faktor biaya, bukan karena usia, kata Sahudi, penggalakan program PAUD menjadi sangat penting. ''Selain bermanfaat bagi perkembangan anak, PAUD sebetulnya sangat murah,'' ujarnya.

Karena itu, Dispendik akan menggandeng RT-RW di Surabaya guna mengadakan sosialisasi PAUD. Selain itu, mendata anak yang tidak bersekolah. Menurut Sahudi, kepala RT dan RW itulah yang akan memberi tahu warga soal pentingnya membekali anak dengan pembelajaran positif sejak usia dini.

''Ya, PAUD itu kan penting untuk mengembangkan kecerdasan anak sejak kecil, mengajari cara berpikir, dan bersikap. Dengan begitu, mereka nanti cepat menangkap pelajaran saat masuk ke SD,'' jelas pejabat asal Banyuwangi tersebut.

Disinggung tentang pengajar PAUD, Sahudi mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan memberikan pembekalan-pembekalan khusus untuk pengajar. Nanti, kata dia, pengajar PAUD diharapkan telah mempunyai kualifikasi sebagai lulusan S-1 atau mempunyai sertifikat untuk mengajar. ''Saat ini kami sedang menuju ke sana. Ditunggu saja,'' tegasnya.

Sumber :Harian Pagi, Jawa Pos
Monday, 04 August 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar