Senin, 04 Mei 2009

Kebutaan Tak Jadi Halangan Untuk Selancar Di Dunia Maya

Tidak banyak yang mengetahui, di gedung yang terletak dipinggir kota Payakumbuh, Balai Betung, tepatnya di jalan lingkar utara Koto Nan gadang itu punya aktivitas yang begitu unik. Gedung itu adalah SLB Center, sebuah sekolah yang merupakan lembaga pelayanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak itu saja, di sekolah ini juga dicetak buku-buku pelajaran dengan huruf braile yang dikirimkan bagi anak-anak tuna netra di seluruh Sumatera.

Menurut Dewi Marzah, Spd, kepala SLB Center ini, sekolah ini didirikan pada tanggal 28 April 2003 atas prakarsa Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat dan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh dengan dukungan sepenuhnya oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Izin operasional Sekolah dikeluarkan secara resmi oleh Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 11 Maret 2006 no.0786I08.6/2006.

Keberadaan SLB Center di kota Payakumbuh, dikatakan Dewi, mendapat dukungan dari pemerintah kota Payakumbuh hal ini dibuktikan dengan pengadaan lahan 10.000 m2 untuk pembangunan fisik sekolah dan fasilitas lainnya. Sehingga diharapkan SLB Center betul-betul bisa berperan layaknya sebuah pusat sumber pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus untuk masa yang akan datang. Di samping itu Pemerintah selalu memberikan dukungan moral terhadap segala aktifitas yang dilakukan di Center ini, baik yang diselenggarakan oleh pihak Center sendiri maupun dari pihak lain yang mengadakan kegiatan di Center seperti adanya kegiatan seminar, lokakarya atau lainnya.

Bahkan, keberadaan sekolah ini pun sudah mendapat perhatian tidak saja dari pemerintah Sumatera Barat , maupun dari pemerintah pusat, dunia pun sudah memberikan perhatian lebih. Buktinya, pada tahun 2006 lalu pernah diadakan seminar tentang inklusi yang diikuti oleh 32 negara di kota Payakumbuh.

Walikota Payakumbuh, Josrizal Zain tidak bisa menutupi rasa bangganya saat menceritakan tentang adanya perhatian dunia terhadap keberadaan SLB centre serta dukungan masyarakat kota Payakumbuh bagi anak-anak yang punya kebutuhan khusus.

Sebagai walikota dia ikut tersanjung ketika mendapat pujian dari pelbagai pihak terkait peranan pemko dalam menunjang kegiatan SLB Centre.

Dalam perjalanannya SLB Center Payakumbuh memulai kegiatan dengan mendukung kegitan sekolah reguler dalam melaksanakan program inklusi yang sedang dikembangkan di Kota Payakumbuh. Mulai awal tahun ajaran 2004/2005 sampai sekarang Center Payakumbuh menyediakan Guru Pembimbing Khusus untuk beberapa sekolah yang memiliki anak tunanetra, anak berkesulitan belajar dan bekebutuhan khusus lainnya.

Awal tahun 2005 Center Payakumbuh menemukan seorang anak tunanetra yang belum pernah bersekolah kemudian diberikan pelatihan beberapa bulan dengan tujuan untuk persiapan anak tersebut masuk ke sekolah reguler lebih dini. Pada saat ini anak tunanetra tersebut telah belajar di Sekolah Dasar reguler pada tahun ajaran 2006/2007 dengan didampingi oleh Guru Pembimbing Khusus dari Center .

Semenjak tahun 2004, Center telah melakukan pelatihan dan rehabilitasi tunanetra yang belum pernah bersekolah atau seseorang yang mendapatkan ketunanetraannya pada usia remaja dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri untuk memperoleh keterampilannya, dengan tujuan setelah selesai pelatihan tunanetra tersebut dapat mencari nafkah hidupnya sendiri. Beberapa orang telah berhasil menyelesaikan program ini dan telah dapat memanfaatkan ketrampilannya di tengah masyarakat.

Center Payakumbuh dengan segala aktifitasnya berkembang saat ini untuk melayani semua anak berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan perhatian, pelayanan dan lain-lainnya. Jadi, jangan heran, jika melihat para tunanetra yang berada di Centre ini sangat mahir bermain komputer dan internet. Sebab, sejak tahun 2007 lalu mereka telah mengembangkan program IT yang disesuaikan dengan kebutuhan para tuna netra. Buta, tidak lagi menjadi halangan untuk membaca mail, brosing dan lain sebagainya.

Dikatakan Dewi Marzah, Internet merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Jaringan internet sudah tersebar luas hampir di seluruh Indonesia. Untuk dapat mengakses informasi dari internet diperlukan kemampuan sumber daya manusia. "Kita menyadari bahwa meskipun jaringan internet ini sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, namun masih banyak orang belum mampu mengaksesnya termasuk para penyandang ketunanetraan," ujar Dewi.

Untuk itulah, masih menurut Dewi,SLB Center Payakumbuh bekerjasama dengan Yayasan Mitra Netra ini telah mengadakan pelatihan internet bagi tunanetra. Pelatihan diikuti oleh 5 orang peserta yang berlangsung selama 5 hari. Pelatihan ini dimaksudkan agar para peserta yang telah dilatih ini nantinya dapat menjadi instruktur bagi penyandang tunanetra lainnya dalam mengakses internet. "Bagaimanapun juga akses internet bukan hanya milik orang-orang awas, namun tunanetrapun bisa mengakses situs-situs yang ada di dunia maya ini, asal ada kemauan pasti ada jalan untuk itu".

Disamping memberikan pelatihan internet, Mitra Netra juga memberikan bantuan berupa 2 unit komputer yang sudah dilengkapi dengan program JAWS dan perangkat lunak untuk mengakses internet bagi tunanetra.

Sumber :Padang Media
Rabu, 10/12/2008 21:55 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar